Gelitik penasaran, menyimak anjuran bersih-bersih rumah dari jentik. Pasalnya, spanduk 75 kali 125 cm itu, berbahasa daerah, Sunda. Intinya sich, mengajak rutin bersihkan lingkungan rumah dari bayi-bayi nyamuk atau jentik, saat penyakit DBD - Demam Berdarah Dengeu mewabah di awal musim penghujan.
Telah diketahui bahwa penyebab DBD itu adalah virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Dilansir dari laman kompas.com, Jumat (1/2/19), Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, satu nyamuk Aedes aegypti betina dewasa dapat bertelur menjadi ratusan jentik di permukaan basah atau air tergenang.
Ajakan rutin, seperti terpampang dalam spanduk, merupakan salah satu tindakan memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, yakni mematikan nyamuk sejak masih bayi atau jentiknya.
Selain itu, nyamuk-nyamuk  Aedes aegypti dewasa tetap harus dibasmi, umumnya dengan pengasapan atau fogging, karena nyamuk pembawa virus dengeu tersebut sangat agresif menyuntikan racun penyebab DBD kepada manusia.
Fase ini terjadi dua hari sebelum panas sampai lima hari setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif, dapat menyebabkan infeksi, dalam waktu 8-12 hari (periode inkubasi ekstrinsik) setelah mengisap darah penderita yang sedang viremia dan tetap infektif selama hidupnya.
Setelah periode inkubasi ekstrinsik terlalui, kelenjar ludah nyamuk tersebut akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain.
Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 3-4 hari (rata-rata selama 4-6 hari) akan timbul gejala awal penyakit, seperti demam tinggi mendadak yang berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakkan bola mata, nyeri punggung, terkadang disertai adanya tanda-tanda pendarahan.
Pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, pendarahan saluran cerna, syok, hingga kematian.