Sibuk! Bukan sok sibuk, aktual bukan basa-basi. Lelah habis ketika ada rencana mau tengok kawan yang sakit. Harus hari ini, itu kata hati, besok-besok hampir tak mungkin karena ada janji.
Di sana, di sudut temaram kamar bersekat kain, Dayat (L/43 tahun), kawan sekerja, terbaring lemah di rumah sakit, Bandung, Kamis (24/01/19). Setelah beberapa minggu dirawat di rumah sakit, dan dua hari menikmati kebebasannya di rumah, kambuh lagi dan harus dirawat di rumah sakit lain.
Bukan soal materi, semangat ingin sehat bagi si-sakit tak bisa dibeli, sementara egois berbalut kolaborasi rasa lelah dan hemat waktu diri mendominasi.
Tak selayaknya sia-siakan waktu, bersegera untuk berbagi semangat buat kawan-kawan yang memerlukan sangat. Bukannya menanti saat tak lelah lagi, atau waktu terluang banyak, bila ternyata semangat yang hendak kita bagi tak lagi ada gunanya buat si-sakit.
Tepat hadirnya, menjenguk kawan sakit telah diputuskan, mengabaikan kepentingan pribadi, bersama beberapa kawan menuju rumah sakit sepulang kerja.
Bahkan, diakhir kunjungannya, jempol-jempol manis kita bersepakat menorehkan kekuatan maksimal yang mampu memberi kesemangatan dan keyakinan meraih harapan sehat.
Kiranya, pembelajaran makna kehidupan, peduli dan berbagi buat sesama, dibagikan bukan dari kelebihan tapi dari kekurangan yang kita punyai.
Bisa jadi, bila terlambat memberi, menanti sampai punya waktu atau menanti kaya, belum tentu ada gunanya lagi, bahkan sia-sia.
Bersegeralah berbagi, sedapat yang kita lakukan, jangan tunda-tunda, selagi sempat, karena hanya Dia-lah yang tahu tepat durasi hidup kita yang sesungguhnya.
Bandung, 25 Jan 2019