Makan sama ayam! Hi ... hi ... hi mana tahan. Seringnya menu ayam yang disajikan kantin, meski berganti model, menyiratkan candaan nakal.
Mana ada sich makan sama ayam? Yang ada makan sama ayam goreng, ayam bumbu opor, dan ayam-ayam lainnya.
Hanya jebakan, bagi kawan-kawan pekerja yang sudah mulai bosan makan daging ayam.
Jika kawan terjebak, dan menjawab ya, dengan sinis tak menyadari bahwa dirinya telah dipahamkan penanya, makan berebut sama ayam, di kandang.
Meski ada tiga katering, yang melayani makan para pekerja, tiap dua hari ganti, tapi ada saja bentrok menu ayam dan ayam lagi.
Kisahnya dimulai, ada kawan yang baru saja mendapat rejeki lebih, menawarkan menu berbeda, khas daerah Bandung. Bawa sendiri, bikin sendiri dan berbiaya sendiri.
Menunya, Tumis Ikan Asin, Semur Jengkol Pedas, Tumis Labu Siam, Pepes Usus, Lalaban Daun Pepaya, Sambal Cabe Hijau.
Istilahnya, kata orang-orang dulu, mertua lewat tak digubris.
Drastis, menu siang yang kebetulan ayam goreng, terkalahkan oleh menu spesial yang datang secara tiba-tiba tanpa ada info jauh-jauh hari.
Mungkin saja, menu makan bawaan kawan, tak lagi diperhitungkan sebagai menu standar oleh pengelola katering, tapi lihatlah dampaknya.