Celoteh tentang kedekatan! Semoga judul yang tertulis, mampu menyiratkan apa yang tersurat.
Berkisah tentang kedekatan antar keluarga saat besar atau dewasa, seringkali dipengaruhi oleh sejauh mana komunikasi yang terbangun ketika masih kecil atau anak-anak.
Ada saudara sepupu yang tinggalnya berjauhan, beda kota beda provinsi. Dulunya, dekat banget, main bersama ke mana-mana, meski terkadang ada cekcok-cekcok perekat.
Dikarenakan tugas orangtua yang berpindah-pindah kota, lepaslah sementara ikatan hati di antara kami saudara sepupu.
Lama sekali, sangat jarang ketemu, lebih dari 2x waktu hitungan jari kaki dan tangan, ada bibi, adik dari ibu yang umurnya sebaya, di atasku setahun, biasa dipanggil Mbak.
Tak lekang sampai kapan pun, terngiang-ngiang saat bermain perahu-perahuan mini yang terbuat dari selembar rumput, di sebuah genangan air dangkal belakang rumah.
Belum lagi ritual panjat pohon jambu, Mbak-ku terampil banget, melemparkan jambu-jambu batu yang dipetiknya. Sementara aku yang belum berani panjat, menanti harap-harap cemas.
Beberapa dari kita mungkin merasakan. Ada masa lalu yang hilang, karena kurang suksesnya suksesi mencipta rajutan tali kekeluargaan. Mana ada  rindu, bila mata tak pernah bertemu.
Jaman kekinian, tak bisa dipungkiri, kesibukan yang ruwet, bila tak disikapi dengan balutan emosi untuk memberi ruang waktu, akan berakibat fatal di hati. Ke depan, mungkin saja banyak pribadi-pribadi yang merasa kesepian, di antara keluarga besarnya.
Bahagianya hati, yang terjalin antar keluarga, atau pertemanan sekali pun, tak dapat tergantikan. Menabung kedekatan hati sejak kecil itu penting.