Pepatah lama mengatakan : Tak kenal maka tak sayang. Siapa sich yang tak suka kalau tulisan kita banyak yang baca?
Kenalkan diri kita, kepada kawan-kawan Kompasiana (Kompasianer), apa adanya, bersikap rendah hati. Bukan adanya  apa, pasrah tanpa daya.
Selayak kita bertetangga, budaya saling berkunjung menjadi kunci sukses terjalinnya tali silaturahmi. Begitu pula pergaulan di laman Kompasiana, saling baca dan berkomentar, memicu semangat dan merekatkan.
Menjadi penting, seraut profil wajah, baik foto diri atau pengenal yang mudah diingat. Tanpa membaca nama, kawan-kawan kita akan menangkap profil sebagai bagian diri, bila artikel tertayang. Klik, ujung jari bergaya, dan itu yang terjadi pada saat profil  melintas di antara ratusan artikel-artikel baru.
Nama diri atau nama singkat pengirim ada baiknya ditulis di akhir kalimat, saat berkomentar, sebagai ungkapan akrab, meski terkesan pemborosan.
Wajah, identik dengan foto profil ataupun pengenal yang terlihat. Sedangkan nama atau identitas, mirip dengan nama atau panggilan yang kita gunakan dalam keseharian.
Sering-seringlah memberi komentar dan berbalas, agar terjalin saling kenal yang sungguh. Rendah hati dan menjaga etika dalam kata, tak menggurui tapi memberi solusi berdasarkan pengalaman.
Jangan abaikan pertemanan, klik follow atau mengikuti agar kita pun punya pengikut. Pertemanan lebih lengkap, dengan mengikuti dan punya pengikut. Followers (pengikut) atau following (mengikuti)  berguna untuk memperbanyak jejaring dan informasi yang beragam.