"Layang-layang merupakan budaya warisan bangsa yang harus dilestarikan dan dikembangkan untuk generasi mendatang" Prasasti Museum Layang-layang, Jakarta, 21 Maret 2003, I Gede Ardika, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.
Gagal berkunjung ke Museum Gajah -- Jakarta, memberi alternatif ke Museum Layang-layang. Pasalnya, hari itu Jum'at, Museum Nasional/Gajah hanya buka setengah hari.
Perjalanan dari Bandung ke Jakarta, menyisakan waktu mencari wisata lain, di sela-sela perjalanan, di atas mobil travel melalui pencarian aplikasi HP.
Seusai acara pokok, tugas kantor, Jum'at (21/09/18), tertujulah ke Museum Layang-layang, hingga sore hari dan membuahkan oleh-oleh tulisan plus foto-foto kenangannya.
Disebabkan rasa cintanya yang sangat mendalam terhadap layang-layang, seorang pakar kecantikan  yang telah menekuni dunia layang-layang sejak tahun 1985, Ibu Endang Ernawati, mendirikan Museum Layang Layang Indonesia, di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, pada tanggal 21 Maret 2003.
Museum Layang Layang Indonesia, memiliki berbagai koleksi dari seluruh pelosok Nusantara dan Mancanegara, termasuk layang-layang tradisional dan modern.
Bentuk dan bahan layang-layang telah mengalami perubahan. Bila ditelusuri dan diperhatikan, layang-layang bukan saja berbahan kertas, tetapi ada yang dari daun, plastik dan kain. Selain itu, dapat kita temukan layang-layang tiga dimensi dalam aneka bentuk yang sangat menarik dan kreatif.
Makin sempitnya lahan tempat bermain layang-layang, bisa jadi banyak dari kita dan anak-anak, sudah tak pernah bermain layang-layang lagi.
Di museum layang-layang ini, selain menikmati aneka layang-layang dari berbagai daerah termasuk luar negeri, diajarkan pula cara pembuatannya.