Modal dengkul. Bahagia itu bisa diperoleh cuma-cuma alias gratis, tanpa modal. Di tengah Kota Bandung yang macet rujet, Taman Sejarah menantang pendatang.
Rindangnya pepohonan, meneduhkan gersangnya hati yang terkena polusi udara sekitar taman. Maklumlah, siang itu, Minggu (04/03/18), lalu-lalang kendaraan bermotor sangat angkuh menebar asap knalpot yang menyesakkan dada.
Memasuki area Taman Sejarah, yang berlokasi di persimpangan Jalan Aceh dan Jalan Merdeka -- Kota Bandung, berasa segar ceria. Celoteh anak-anak bermain air di kolam renang mini, sangat membahagiakan. Paru-paru yang semula malu-malu, mulai lincah menyambut udara segar berbunga oksigen.
Taman Sejarah, mengandung unsur pendidikan sejarah, dikarenakan banyaknya informasi tentang sejarah Kota Bandung, dari masa ke masa. Deretan lempeng-lempeng berbahan fiberglass, berukuran sekitar 75 x 150 cm, bergambar para walikota yang pernah memimpin kota Bandung, sangatlah menarik karena ada sejarahnya.
Taman Sejarah juga mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan, beberapa tempat sampah berukuran jumbo, tampak bertebaran di sudut-sudut jalan strategis.
Beberapa pengunjung, santai menggelar tikar atau alas yang dibawanya sendiri, sambil menyantap bekal yang dibawa dari rumah. Tak terlihat kantin atau pedagang makanan di sekitar area, mungkin dimaksud agar bekas makanan tak mengotori lingkungan.
Mereka semua, tua -- tua, dan para generasi penerus merasa bahagia, bukan saja karena gratis dan tanpa batas waktu, tiap hari bebas bila mau, tapi juga banyak belajar sejarah.
Bahagia itu gratis, berkunjunglah ke Taman Sejarah Kota Bandung. Di sana ada bahagia. Modal dasar untuk meraih impian yang harus diperjuangkan!
Bandung, 05 Maret 2018