Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

"Nyampah Teh di Dieu"

30 Januari 2018   21:44 Diperbarui: 30 Januari 2018   21:46 1469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat Sampah dan Pengunjung di Taman Balai Kota - Bandung, Minggu (28/01/18). Foto Dok Pribadi J.Krisnomo

Ajakan itu begitu menyentuh. Jelas terbaca pada papan kayu di atas empat buah kotak warna-warni. Berbahasa Sunda, daerah di mana pesan itu disampaikan, Balai Kota -- Bandung, Jawa Barat.

Nyampah Teh Di Dieu. Bukan berarti khusus sampah teh! Seperti bahasa daerah lainnya, kata Teh dapat diartikan sebagai kata penegas. Nyampah, artinya membuang sampah. Teh, artinya dimaksud/bernada keharusan. Di Dieu, di sini. Lengkapnya, Membuang Sampah Dimaksud/Harus di sini. Di tempat sampah yang telah disediakan.

Bagi kebanyakan pengunjung, di Taman Balai Kota -- Bandung, Minggu (28/01/18), ajakan atau peringatan membuang sampah berbahasa Sunda menuai makna dalam. Lebih paham dan lebih mudah dimengerti.

Tempat Sampah di Balai Kota - Bandung, Minggu (28/01/18). Foto Dok Pribadi J.Krisnomo
Tempat Sampah di Balai Kota - Bandung, Minggu (28/01/18). Foto Dok Pribadi J.Krisnomo
Selain itu, warna-warninya kotak sampah sangatlah menarik. Apalagi anak-anak, yang haus mata akan warna-warna cerah menyolok. Terlihat beberapa anak kecil, bersama orangtuanya termangu, sesaat menatap empat buah tempat sampah yang berjajar rapi.

Pembelajaran yang sangat baik untuk membiasakan buang sampah pada tempatnya. Diawali kotak oranye, untuk sampah kertas, hijau untuk sampah plastik, biru untuk kaleng, dan merah untuk sampah umum seperti bungkus makanan dan lain-lain yang mudah di daur ulang. Tempat sampah itu pun diberi tutup, agar baunya tidak menyebar kemana-mana, dan tidak mudah tercecer.

Tempat Sampah Pembanding, di RS St Boromeus - Bandung. Berbeda Disain. Dilenkapi Pedal Injak Buka Penutup.Foto Dok Pribadi J.Krisnomo
Tempat Sampah Pembanding, di RS St Boromeus - Bandung. Berbeda Disain. Dilenkapi Pedal Injak Buka Penutup.Foto Dok Pribadi J.Krisnomo
Pola pemahaman lama yang menyatakan bahwa tempat sampah itu kumuh, kotor dan berbau tak berlaku lagi. Nyatanya, banyak pengunjung yang tertib membuang sampah pada tempatnya.

Tak harus kotak, bentuk tempat sampah bisa dibuat bentuk bulat, bentuk boneka, atau bentuk lain yang lebih menarik, juga motif dan warna-warni nya.

Sosialisasi, penyuluhan tentang kesadaran membuang sampah, nampaknya sukses, melalui kalimat ajakan yang mudah dipahami. Termasuk disain dan warna tempat sampah yang menarik.

Bandung, 30 Jan 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun