Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pallet Kayu Teduhkan Hati

26 Januari 2018   21:47 Diperbarui: 28 Januari 2018   14:56 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pallet kayu. Sebutan buat beberapa potong kayu yang disusun persegi datar. Pallet tersebut merupakan limbah peti kemas mesin baru, atau material di pabrik.

Memandang ruang rapat berdinding tembok, terkadang membosankan. Beruntung seorang teman sekerja di pabrik punya ide jitu. Pallet kayu yang semula dianggap sebagai limbah, disusun dan dimanfaatkan sebagai asesoris pemanis ruang, lengkap dengan pot daun-nya.

Alam punya daya tarik, memberi keteduhan hati. Contohnya, di beberapa rumah makan Khas Sunda, di daerah Bandung. Suasananya meniru alam pedesaan, selain terhibur oleh gemericik air kolam, juga ada ikan mas-nya.

Menariknya lagi, dinding rumah makan dikelilingi lapis dinding bermotif alam pegunungan. Lengkap suasana desa-nya, sawah dan gunung.

Perpaduan alam, yang diwakili gemericik air dan kolam ikan mas hidup, serta suasana alam pedesaan meski cuma gambar, menguatkan hebatnya bahagia psikis.

Tak ubahnya seperti di ruang rapat. Saat kawan-kawan merasa jenuh, panas berdiskusi membahas problem di tempat kerja, nyatanya AC-pendingin tak mampu menetralisir.

Solusi pallet kayu, berunsur alam dan pot daun sintetis, terbukti manjur. Memandang sepintas, pallet kayu, di antara waktu diskusi, meluluhkan emosi dan membuka ruang hati. Meski panas di bibir, tetap dingin di hati. Siap berbagi dan ciptakan kesepahaman, tuntaskan capaian bersama.

Bandung, 26 Jan 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun