Istilahnya eyel-eyelan. Buat kita-kita yang suka ribut mempertahankan pendapat atau sudut pandang egois sentris. Ibaratnya seperti anekdot , duluan mana ayam atau telor.
Beda sudut pandang bisa disebabkan oleh jauhnya jarak usia antara yunior dan super senior. Juga dari posisi kita memandang.
Pengalaman unik, yang dialami teman-teman kita yang kekinian, jungkir balik tanpa gravitasi ataupun berswafoto di tepi jurang telah menjadi hal biasa bagi mereka
Mulanya heran tak terbatas, sejalan dengan waktu, perlahan tumbang menantang ketidakpercayaan.
Layaknya cicak di dinding, seseorang terlihat menempel di dinding atau di atap tanpa ada gaya gravitasi. Dugaan semula ada alat bantu.Â
Pengalaman beberapa waktu lalu, saat bertandang ke Kota Semarang, di Kawasan Kota lama, Senin (13/11/17), diajak keponakkan mengunjungi Museum Tiga Dimensi.
Semuanya normal, karena tingkah polah kita hanya di depan latar belakang dinding bergambar modifikasi atau barang-barang terbalik yang mampu membius mata.
Ilustrasi Tiga Dimensi hanya dipinjam untuk menjelaskan sudut pandang, dan itu terbukti. Tak ada lagi keheranan atau pun kagum setengah mati, melihat kawan-kawan berakting di luar nalar.
Dunia nyata akan berasa aman, menghadapi perbedaan sudut pandang, bila pemahaman yang sama dapat terwujud. Jangan bilang sikap kawan-kawan kita aneh dan nyeleneh.
Tak bijak apriori, pelajari dan sabar mendengarkan serta memahami orang lain. Sudut pandang yang berbeda, ternyata bisa membuat sesuatu menjadi berbeda, padahal obyeknya sama.