Cita rasa pandang tergantung pengelolaannya. Museum Konperensi Asia Afrika yang terletak di tepi Jalan Asia Afrika No. 65 Bandung itu sudah ribuan kali terlewati. Tapi kini, nuansa hati tertambat, bahkan tak mau pulang, saat berkunjung.
Menjadi bagian tak terpisahkan dari Gedung Merdeka -- Bandung, tempatnya penyelenggaraan Konperensi Asia Afrika, 18 -- 24 April 1955. Diresmikan Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak acara Peringatan 25 Tahun Konperensi Asia Afrika.
Berkunjung, Sabtu (23/09/17), telah membuka nalar hati untuk memahami dan memaknai peristiwa Konperensi Asia Afrika secara lebih.
Saat situasi dunia semakin tak menentu, pada waktu itu, yang diikuti oleh 29 negara, telah menghasilkan Dasasila Bandung, atau sepuluh prinsip dari Bandung. Cikal bakalnya, didasari Perang Dingin, antara Blok Barat dan Blok Timur, serta adanya penjajahan, terutama di kawasan Asia dan Afrika. Pengembangan senjata nuklir juga semakin menimbulkan kekhawatiran akan terjadi perang lanjutan.
Prinsip-prinsip Dasasila Bandung ini kemudian menjadi pedoman bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika dalam menggalang solidaritas dan kerjasama internasional. Semangat KAA telah menambah kekuatan moral bagi para pejuang kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia Afrika.
Gedung Merdeka, arsitektur Gaya Art Deco yang ditonjolkan oleh C.P. Wolf Schoemaker pada tahun 1921, berkarakter unik dan indah. Termasuk gedung yang saat ini digunakan sebagai museum.
Museum Konperensi Asia Afrika, dibuka untuk umum tiap hari, kecuali hari minggu atau hari libur nasional, dan gratis.
Disain tata letak, dan suasananya yang tenang, mampu memicu kembali rekaman suasana konperensi di Tahun 1955, dengan berbagai replika, benda-benda bersejarah, foto-foto dan film-film dokumenter.
Museum ini, dilengkapi pula dengan ruang audiovisual, perpustakaan, dan internet, juga kedai cindera mata.
Sudah selayaknya, menyiapkan ruang hati dan niat berkunjung, berlomba menata diri, meraup semangat Asia Afrika, demi sebuah pemahaman. Tentang hebatnya solidaritas bangsa-bangsa Asia Afrika, dulu! Dan kini tugas kita mengisinya dengan capaian jerih payah kemerdekaan, harga diri dan perdamaian dunia yang hakiki.