Mohon tunggu...
SLAMET RIYADI
SLAMET RIYADI Mohon Tunggu... -

saya lahir di kendal 13 10 1975

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Perenungan di Akhir Ramadhan

28 Juli 2014   07:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:00 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebenarnya saya bukanlah seorang penulis yang mahir dalam mengekspresikan sebuah cerita, tetapi kenapa hati ini mulai tergerak untuk menuliskan apa isi hati yang paling dalam penulis dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan

Dari beberapa artikel yang saya baca dan menjadi pedoman tulisan ini, makna Idul Fitri mengandung banyak arti, bagi kebanyakan muslim pada umumnya Idul Fitri diekspresikan dengan hari kemenangan setelah menjalankan puasa satu bulan penuh dan ditutup dengan zakat, hari umat muslim dan pada umumnya adalah hari untuk saling memaafkan sesama umat muslim selama satu tahun penuh menjalani kegiatan rutinitas sehari-hari.

Namun dari sebagian umat muslim ketika datangnya senja di akhir Ramadhan, selalu diratapi dengan rasa penyesalan akan ibadah di bulan suci ini, yang masih kurang kekhusukannya  dan keikhalannya dalam menjalankan ibadah puasa, tadarus Al Quran, Infaq dan lain sebagainya. Bahkan dengan datangnya malam Syawal tentu menjadi perenungan yang paling dalam, akankah kita akan dapat menikmati ibadah suci Bulan Ramadahan tahun depan, Wallahu Alam. Oleh karena itu pada umat muslim pada umumnya 10 hari terakhir di bulan suci ini digunakan untuk I'tikaf di masjid, Tadarus, dan segala hal untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Menurut hemat penulis tidak ada yang salah dari pemaknaan Idul Fitri oleh sebagian umat Muslim , namun terkadang dalam pemaknaan hari kemenangan sering disalah artikan oleh  kita. Kemenangan harus dengan baju baru, perhiasan baru , mungkin juga mobil ataupun smartphone baru, bahkan setiap ramadhan untuk penjualan kedua produk ini selalu meningkat tajam dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Memang tidak dipungkiri hal itu tidak ada yang salah karena hal itu merupakan hak setiap muslim untuk merayakan Idul Fitri di kampung halaman mereka. Tetapi bilamana kita merakan dengan hal yang berlebihan, bukankan hal itu yang selalu dibenci Allah Swt.

Dan sebagai penutup atas tulisan ini, penulis ingin menyimpulkan bahwa dengan berakhirnya Ramadhan bukanlah akhir dari segalanya melainkan awal dari ujian 11 bulan yang akan datang sampai kita bertemu kembali Ramadhan tahun depan, Ramadhan sebagai bahan evaluasi dan introspeksi buat kita umat muslim untuk terus dapat memperbaiki kualitas Ibadah kita, baik yang bersifat berhubungan dengan Allah maupun dengan masyarakat dilingkungan sekitar kita. Ibadah yang berhubungan Allah dengan meningkatkan kualitas Sholat kita, berpuasa dan segala hal ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah Swt. Sedangkan ibadah yang berhubungan dengan manusia, kita harus selalu dan selalu memperbaiki tingkah laku kita di lingkungan kita,  menjaga ucapan, sikap kita terhadap orang-orang disekitar kita. Maka hanya dengan saling me-Maafkan kepada orangtua, saudara kita, tetangga kita ataupun dengan rekan-rekan kerja kita, semoga kita diberikan kesucian di Idul Fitri kali ini,

Selamat Idul Fitri 1435 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun