Belum usai perdebatan mengenai berita ditemukannya parasut di sekitar lokasi kejadian jatuhnya Sukhoi SJ100, kini muncul berita-berita baru yang cukup menyita perhatian publik yang makin ingin tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi. Â Berhari-hari ini publik disuguhi komentar dan tanggapan yang mengarah kepada kemungkinan penyebab kecelakaan adalah human error, artinya bahwa dugaan penyebab kecelakaan adalah kesalahan manusia, lalu manusia yang manakah yang dianggap salah itu? Pilot, petugas ATC atau siapa? Sampai saat ini belum ada yang bisa menjelaskan secara resmi dan didukung dengan bukti-bukti yang memadai karena memang untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang sebenarnya memerlukan penyelidikan yang komprehensif dan mungkin bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Pesawat Sukhoi SJ100 ini adalah pesawat kebanggaan bangsa Rusia. Sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 90an Rusia  dan dengan telah berakhirnya perang dingin barat dan timur, Rusia mulai berpikir untuk mengembangkan pesawat komersil yang diharapkan dapat mampu mengangkat perekonomian negeri itu. Maka pada tahun 2000 dimulailah pengembangan pesawat komersil Sukhoi SJ100. Pada bulan desember 2002 Sukhoi Civil Aircraft menandatangani kerjasama dengan Boeing untuk pengembangan pesawat SSJ100. Boeing bertindak sebagai konsultan untuk pemasaran, desain, sertifikasi, pabrikasi dan layanan purna jual. Tekad pemerintah Rusia untuk mendukung pengembangan Sukhoi SJ100 ini dibuktikan dengan digelontorkannya dana trilyunan rubel demi membiayai produksi pesawat ini. Mimpi Rusia memiliki pesawat komersil kebanggaan semakin menjadi nyata setelah pesawat Sukhoi SJ100 ini menerima sertifikat kelayakan penerbangan dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA).
Pada akhir 2010 mulai diserahterimakan perdana pesawat Sukhoi SJ100 ke masakapai penerbangan. Yang pertama memakai Sukhoi SJ100 ini adalah Aeroflot sebuah maskapai penerbangan di Rusia dan berikutnya adalah maskapai Armavia. Sampai akhir April 2012 total pesanan untuk Sukhoi SJ100 ini telah mencapai 235 unit. Tentu angka ini cukup membanggakan jika dilihat bahwa Sukhoi Civil Aircraft adalah pemain baru di dunia penerbangan komersil. Sampai kemudian pada 9 Mei 2012 terjadi kecelakaan pesawat Sukhoi SJ100 yang sedang mengadakan Joy Flight. Proyek penerbangan Rusia terpukul, begitulah kira-kira yang digambarkan oleh media barat terkait dengan jatuhnya Sukhoi di gunung salak bogor.
Belum juga dilakukan penyelidikan buru-buru wakil perdana menteri rusia Dmitry Rogozin mengeluarkan pernyataan bahwa penyebab kecelakaan tersebut adalah human error. Tentu pernyataan ini dapat dimaknai sebagai upaya membela Sukhoi sebagai produk kebanggan bangsa Rusia. Terlepas dari sisi human error seperti yang dinyatakan Rogozin, ada beberapa fakta terkait pesawat Sukhoi SJ100 ini yang menarik untuk disimak :
1. Temuan KNKT bahwa frekwensi radio yang digunakan oleh pesawat canggih Sukhoi SJ100 ini adalah frekwensi type lama 105 yang dianggap tidak memadai jika dipakai untuk komunikasi di areal pegunungan. Kita di indonesia sudah memakai frekwensi yang lebih canggih yaitu frekwensi 406.
2. Seperti diberitakan detik.com pesawat Sukhoi yang jatuh di gunung salak sebenarnya adalah pesawat pengganti. Pesawat yang awalnya digunakan untuk penerbangan demo adalah pesawat dengan nomer model 95005 yang melakukan demo terbang di Kazakstan dan Pakistan, namun pesawat tersebut mengalami "gangguan" sehingga tidak dapat melanjutkan tour ke negara-negara berikutnya. Baru kemudian dikirim pesawat dengan nomor model 954005 ke indonesia yang kemudian mengalami kecelakaan. Menurut media Rusia pesawat terakhir ini memang tidak disiapkan untuk demo terbang. Loh?
3. Pesawat SSJ100 ini ternyata baru 8 unit yang sudah diserahterimakan ke masakapai penerbangan komersil, 7 unit ke aeroflot dan 1 unit ke Armavia. Beritanya bahwa penyebab lambatnya proses serah terima ini konon terkait dengan masalah sertifikasi.
4. Bulan Maret 2012, pihak Aeroflot mengajukan kompensasi atas 6 unit pesawat Sukhoi yang hanya bisa beroperasi 3.9 jam per hari dari yang seharusnya 8-9 jam per hari. Berita ini dimuat di koran lokal Vedomosti.
5. Masih di bulan Maret 2012, salah satu pesawat Sukhoi yang dipakai aeroflot melakukan pendaratan darurat di  Moscow’s Sheremetyevo Airport. Semenjak itu ketujuh jet Sukhoi yang dimiliki aeroflot digrounded untuk menjalani perbaikan.
(dikutip dari en.wikipedia.org dan sumber lain)
Beberapa fakta tersebut mungkin bisa sedikit memberi gambaran kepada semua pihak mengapa dan bagaimana peristiwa jatuhnya Sukhoi Super Jet 100 di gunung salak bisa terjadi, meski untuk menentukan penyebab sebenarnya harus melalui pengumpulan bukti-bukti yang cukup. Semoga misteri penyebab jatuhnya Sukhoi segera dapat terungkap.