Kamu bukan siapa-siapa. Dan kamu ingin menjadi yang kamu inginkan. Semenjak pertemuan itu, kamu selalu menghantuiku. Bingung aku, siapakah yang telah terperangkap dalam permainan ini?
Kamu tahu? Semua yang membuatku takut adalah, di mana aku berada, kamu ada, bahkan kalau aku sedang mandi, tiba-tiba wajahmu muncul menggantikan gambar orang yang dibayar pada bungkus sabun yang baru akan kubukakan.
Kamu seperti hantu. Muncul di mana saja yang kamu suka, tanpa memandang tempat dan waktu, aku benar-benar hampir gila karenamu, pernah aku hendak terlelap, tapi mataku tidak terima karena otakku memang lagi dipenuhi potret dirimu.
“Psikiater?” teriakku membuat kepalamu mundur refleks menjauh dari mulutku. Maaf terlalu kuat ya? Bisikku dalam hati. Tapi, aku tidak gila, kenapa aku harus ke psikiater? Usulmu kutolak seratus persen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H