Mohon tunggu...
Siti Susilawati
Siti Susilawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya adalah bernyanyi,bermain

Selanjutnya

Tutup

Seni

Lukisan Tana Nama

3 Januari 2025   13:00 Diperbarui: 3 Januari 2025   12:44 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota kecil bernama Aruna, terdapat galeri seni yang sudah puluhan tahun berdiri. Galeri itu adalah tempat berkumpulnya para seniman dari berbagai kalangan. Di antara mereka, ada seorang pelukis muda bernama Alana yang dikenal dengan gaya lukisannya yang penuh emosi dan cerita. Namun, satu hal yang membuatnya berbeda dari seniman lain: Alana tidak pernah memberi nama pada lukisannya.

"Kenapa kau tidak pernah memberi nama pada lukisanmu, Alana?" tanya Pak Darma, pemilik galeri seni, suatu hari.

Alana tersenyum samar. "Setiap orang memiliki interpretasi sendiri atas karya seni. Aku ingin lukisanku berbicara langsung kepada hati mereka, tanpa terbatas oleh sebuah nama."

Lukisan-lukisan Alana selalu menjadi daya tarik utama di galeri. Orang-orang yang melihatnya sering terpaku dalam diam, seolah sedang membaca kisah yang hanya bisa dirasakan, bukan diceritakan. Namun, Alana sendiri adalah sosok yang pendiam. Ia jarang berbicara tentang dirinya, membuat banyak orang penasaran dengan latar belakangnya.

Suatu hari, Alana membawa sebuah lukisan baru ke galeri. Lukisan itu berbeda dari karya-karya sebelumnya. Gambarannya adalah seorang wanita yang duduk di depan jendela, memandangi hujan yang turun dengan tatapan kosong. Warna-warna yang digunakan terasa suram, tetapi ada keindahan yang mendalam dalam kesedihannya.

Orang-orang yang datang ke galeri merasa tersentuh. "Lukisan ini seperti menyimpan rahasia," bisik seorang pengunjung.

Pak Darma, yang sudah mengenal Alana cukup lama, merasa ada sesuatu yang ingin disampaikan melalui lukisan itu. "Alana, lukisan ini sangat indah, tetapi terasa berbeda. Apa yang menginspirasimu?" tanyanya.

Alana terdiam sejenak, lalu menjawab dengan suara lirih, "Ini adalah kisah ibuku. Dulu, ia sering duduk di depan jendela seperti itu, menunggu ayahku yang tak pernah kembali. Hujan selalu menjadi teman kesepiannya. Lukisan ini adalah caraku mengenangnya."

Semua orang yang mendengar cerita itu tertegun. Lukisan itu seakan memiliki makna yang lebih dalam setelah mereka mengetahui kisah di baliknya. Meski begitu, Alana tetap tidak memberi nama pada lukisan tersebut.

"Seni bukan hanya tentang apa yang dilihat, tetapi juga apa yang dirasakan," ujar Alana dengan senyum tipis.

Lukisan tanpa nama itu akhirnya menjadi karya yang paling banyak dibicarakan di galeri tersebut. Orang-orang yang melihatnya membawa pulang pengalaman dan emosi yang berbeda, tergantung pada cara mereka memaknainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun