Mohon tunggu...
Sari Mulyani
Sari Mulyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sari Mulyani | 33222010007 | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Universitas Mercu Buana | Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB | Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 - Diskursus Gaya Kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram dalam Upaya Pencegahan Korupsi

12 November 2023   11:26 Diperbarui: 12 November 2023   15:14 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TB 2

Nama : Sari Mulyani

NIM : 33222010007

Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo, M.Si. Ak

 


          Artikel ini mengulas tentang dampak dari gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram dalam upaya pencegahan korupsi. Gaya kepemimpinan yang berfokus pada integritas, kolaborasi, motivasi, dan transparansi memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk budaya organisasi yang berintegritas. Dalam konteks ini, gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram menciptakan lingkungan kerja yang berintegritas, meningkatkan kolaborasi dan komunikasi, serta meningkatkan keterlibatan dan motivasi anggota tim. Selain dampak internal di dalam organisasi, gaya kepemimpinan ini juga membawa dampak eksternal dengan memperkuat hubungan dengan pemangku kepentingan dan membangun kepercayaan masyarakat. Dalam upaya pencegahan korupsi, gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram juga meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan dan sumber daya organisasi, serta membangun kapasitas individu dan organisasi dalam menghadapi tantangan korupsi. Lebih jauh lagi, gaya kepemimpinan ini dapat menciptakan perubahan sosial yang lebih besar dengan menjadi teladan bagi masyarakat dalam melawan korupsi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram memiliki dampak yang luas dan positif dalam upaya pencegahan korupsi, baik pada tingkat organisasi maupun secara sosial.    

          Korupsi telah menjadi masalah serius yang melanda banyak negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Korupsi merusak tatanan sosial, merugikan perekonomian, dan menghalangi pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini menjadi salah satu masalah utama dalam pembangunan di Indonesia. Menurut Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perceptions Index) yang diterbitkan oleh Transparency International, Indonesia masih berada di posisi yang relatif rendah dalam hal indeks persepsi korupsi, menunjukkan bahwa korupsi masih menjadi masalah serius yang perlu ditangani dengan serius.

          Dalam konteks ini, kepemimpinan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga integritas dan mengarahkan upaya pencegahan korupsi. Gaya kepemimpinan yang kuat dan berintegritas dapat menciptakan lingkungan di mana korupsi sulit berkembang dan di mana nilai-nilai etika dan transparansi dijunjung tinggi. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis gaya kepemimpinan individu yang telah berhasil dalam upaya pencegahan korupsi. Salah satu tokoh yang patut diperhatikan dalam konteks ini adalah Ki Ageng Suryomentaram. Ki Ageng Suryomentaram dikenal sebagai seorang tokoh yang memiliki integritas tinggi dan komitmen yang kuat dalam pemberantasan korupsi. Gaya kepemimpinannya yang unik dan berpengaruh telah membawa perubahan positif dalam upaya pencegahan korupsi di lingkungan di mana ia beroperasi.

           Ki Ageng Suryomentaram, seorang tokoh yang dihormati dan diakui di Indonesia, telah memperlihatkan gaya kepemimpinan yang unik dan berpengaruh dalam upaya pencegahan korupsi. Ki Ageng Suryomentaram adalah seorang pemimpin yang dikenal karena integritasnya, dedikasinya terhadap keadilan, dan komitmen kuat terhadap pemberantasan korupsi. Melalui pendekatan yang berbasis pada nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal, Ki Ageng Suryomentaram telah berhasil membangun kesadaran kolektif dalam masyarakatnya tentang pentingnya pencegahan korupsi. Ia mendorong partisipasi aktif warga dalam pengawasan dan penegakan hukum, serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta.

          Ki Ageng Suryomentaram menggunakan pendekatan yang berbasis pada nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal untuk membangun kesadaran kolektif dan mengubah paradigma masyarakat terhadap korupsi. Melalui komunikasi yang terbuka dan transparan, ia berhasil membangun hubungan yang saling percaya dengan para pengikutnya dan mendorong partisipasi aktif dalam pengawasan dan penegakan hukum. Gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram juga ditandai oleh kemampuannya dalam membangun hubungan yang saling percaya dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti teladan integritasnya. Ia mengedepankan komunikasi yang terbuka dan transparan, serta memberikan contoh nyata dalam melakukan tindakan anti-korupsi.

          Melalui pendekatan ini, Ki Ageng Suryomentaram berhasil menanamkan nilai-nilai integritas yang kuat di kalangan bawahannya dan masyarakat secara luas. Dalam konteks diskursus mengenai gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram pada upaya pencegahan korupsi, perlu dilakukan analisis mendalam tentang strategi-strategi spesifik yang digunakan olehnya, dampak yang dihasilkan, serta tantangan dan peluang yang dihadapi. Diskursus ini akan memberikan wawasan yang berharga bagi para pemimpin dan praktisi di bidang pencegahan korupsi, serta dapat menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi upaya-upaya lebih lanjut dalam memerangi korupsi. Dengan demikian, penelitian tentang diskursus gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram pada upaya pencegahan korupsi memiliki relevansi yang signifikan dalam memperluas pemahaman kita tentang bagaimana kepemimpinan yang efektif dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang bebas dari korupsi.

          Penulis membaca secara cermat dan kritis sumber-sumber yang telah dipilih. Informasi dan temuan yang relevan dari setiap sumber dicatat dan disusun dalam kerangka analisis yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap analisis, penulis menganalisis data yang telah dikumpulkan dan mengidentifikasi pola, temuan utama, dan argumen yang muncul dari sumber-sumber yang ditinjau. Selama proses penelitian, penulis juga dapat mengidentifikasi celah pengetahuan, perspektif yang bertentangan, atau perdebatan yang ada dalam literatur yang ditinjau. Hal ini memungkinkan penulis untuk menyajikan pemahaman yang komprehensif tentang diskursus gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram pada upaya pencegahan korupsi, serta untuk mengidentifikasi peluang penelitian lebih lanjut dalam bidang ini. Dengan demikian, penulis dapat menyajikan pemahaman yang mendalam tentang diskursus gaya kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram pada upaya pencegahan korupsi berdasarkan bukti-bukti dan pemikiran yang ada dalam literatur.

Pengertian dan Manfaat Diskursus

Apa itu diskursus? Diskursus adalah sebuah istilah yang merujuk pada serangkaian percakapan, diskusi, atau perdebatan yang terjadi di dalam suatu masyarakat atau dalam konteks tertentu. Diskursus melibatkan pertukaran gagasan, pandangan, dan pendapat antara individu-individu yang terlibat dalam komunikasi. Dalam konteks penulisan, diskursus sering kali mengacu pada analisis dan pemahaman tentang cara berpikir, bahasa, dan konstruksi sosial yang digunakan dalam percakapan atau tulisan. Diskursus dapat mencakup berbagai topik, seperti politik, budaya, ilmu pengetahuan, dan banyak lagi. Ia melibatkan pemahaman tentang cara berpikir, argumen, dan narasi yang muncul dalam konteks sosial tertentu.

Diskursus mencakup pemahaman tentang kekuasaan, dominasi, dan konflik dalam konstruksi dan interpretasi makna. Ia juga melibatkan pemahaman tentang norma-norma sosial, nilai-nilai, dan ideologi yang terkait dengan topik yang dibahas. Diskursus dapat membentuk dan mempengaruhi cara berpikir dan persepsi individu serta masyarakat secara keseluruhan.Dalam penelitian, analisis diskursus digunakan untuk mempelajari dan menganalisis cara berpikir, representasi, dan penyampaian informasi dalam percakapan atau tulisan. Ini melibatkan identifikasi dan pemahaman tentang gagasan utama, argumen, dan narasi yang muncul dalam konteks diskursif tertentu. Analisis diskursus dapat membantu dalam mengungkapkan kekuatan dan implikasi sosial dari bahasa dan cara berpikir yang digunakan dalam diskursus tersebut.

Dalam tulisan yang berparagraf, diskursus dapat dijelaskan sebagai pendekatan atau perspektif yang digunakan oleh penulis untuk membahas suatu topik atau masalah. Penulis dapat mengadopsi dan menganalisis diskursus tertentu yang ada dalam literatur atau masyarakat, atau bahkan menciptakan diskursus baru melalui argumentasi dan penjelasan mereka sendiri. Dengan memahami diskursus dalam tulisan, pembaca dapat mengenali dan memahami sudut pandang, pemikiran, dan argumen yang disampaikan oleh penulis. Diskursus juga memainkan peran penting dalam membentuk persepsi dan pemahaman kita tentang topik yang dibahas dalam tulisan tersebut. Oleh karena itu, pengenalan dan analisis diskursus dalam teks berparagraf dapat membantu pembaca untuk lebih kritis dan memahami konteks sosial dan ideologi yang terkait dengan topik tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun