Sampah merupakan salah satu permasalahan terbesar di dalam setiap daerah wisata. Desa Samiran merupakan salah satu contoh desa wisata yang belum memiliki pengelolaan sampah yang baik, sehingga mayoritas masyarakat membuang sampah yaitu pada jurang di dekat atau belakang tempat mereka tinggal. Padahal perilaku tersebut dapat membahayakan kondisi lingkungan di daerah tersebut kedepannya karena sampah terutama sampah plastik sulit terurai oleh tanah. Kesalahpahaman pemerintah Boyolali dalam hal ini menganggap bahwa masyarakat Desa Samiran dapat mengelola sampahnya sendiri juga menjadi satu permasalahan bahwa terdapat salah komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat karena sejatinya di daerah tersebut sangat dibutuhkan suatu sistem untuk pengelolaan sampah terutama karena ditambah Desa Samiran mulai banyak ditempati para pemilik cafe. Kebanyakan masyarakat membuang sampah di jurang yang mana hal ini di dasarkan dari data pengelolaan sampah di desa yaitu sebanyak 286 keluarga yang memiliki sistem pengelolaan yang baik dari keseluruhan jumlah keluarga yaitu 1.126 KK yang sisanya membuang sampah di jurang. Kurangnya pengetahuan warga mengenai dampak dari sampah dan kurangnya pengetahuan mengenai cara pengelolaan sampah menjadi suatu tantangan bagi masyarakat dalam menghadapi hal tersebut.
Tentunya dengan hal ini perlu dibangun kesadaran untuk seluruh masyarakat yang terlibat di Desa Samiran ini sebagai upaya untuk mencegah permasalahan yang lebih fatal di kemudian harinya akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik oleh masyarakat. Pada 5 Juli hingga 18 Agustus 2022 Kelompok 8 Tim II KKN UNDIP Tahun 2022 mengambil permasalahan mengenai sampah ini menjadi masalah yang penting untuk diselesaikan. Tentunya untuk membuat suatu gebrakan awal tidaklah mudah, apabila ingin membuat suatu sistem pengelolaan sampah di desa, tentu perlu juga dibarengi dengan kesadaran dan pengetahuan warga akan pengelolaan sampah seperti pemilahan sampah dan bagaimana pemanfaatannya. Akan menjadi sia-sia apabila telah dibuat sistem pengelolaan sampah namun Sumber Daya Manusianya belum memahami akan hal tersebut. Sejalan dengan dibuatnya sistem pengelolaan sampah, maha siswa KKN yang berasal dari UNDIP ini juga melakukan penyuluhan terkait pemahaman akan pemilahan sampah dan pemanfaatan sampah, dengan masuk ke tiap acara perkumpulan warga dan dengan mulut ke mulut. Antusias warga ternyata sangat luar biasa, ternyata banyak yang sadar namun belum ada yang enggan untuk memulai gebrakan mengenai sampah ini. Sehingga begitu tim KKN memberikan penyuluhan, warga bersemangat untuk meneruskan program tersebut dengan membuat bank sampah beserta strukturnya dan harapan mahasiswa KKN adalah semangat ini tidak mudah padam hingga akhirnya pengelolaan sampah dan TPA telah disediakan di desa ini
Penulis      : Pandu Mulya Wiguna
DPL Â Â Â Â Â Â Â Â : Dr. Khairul Anam, S.Si., M.Si.
. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â #KKNTimIIPeriode2022 #P2KKNUndip #LPPMUndip #seloludihati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H