Mohon tunggu...
ssahlinnasafitri
ssahlinnasafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universtas Bengkulu Prodi Ekonomi Pembanginan

hobi : membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Rupiah Melemah: Apa Dampaknya Terhadap Perekonomian di Indonesia?

14 Mei 2024   17:19 Diperbarui: 14 Mei 2024   17:31 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terus merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah menjadi isu yang sangat sensitif dan berdampak pada banyak aspek perekonomian Indonesia. Dalam beberapa bulan terakhir, nilai tukar rupiah terdepresiasi signifikan hingga mencapai Rp 16.250 per dolar AS. Nilai tukar rupiah telah menjadi isu utama bagi pemangku kepentingan ekonomi seperti pemerintah, pengusaha dan masyarakat umum.  

Dampak dari penurunan ini sangat luas mempengaruhi banyak bidang perekonomian termasuk impor, ekspor, utang luar negeri, dan biaya hidup penduduk.Apresiasi nilai tukar rupiah memberikan dampak signifikan  terhadap sektor perekonomian Indonesia. Anjloknya nilai rupiah menjadi salah satu penyebab naiknya harga barang kebutuhan pokok.
Apa sih sebenarnya penyebab turunnya nilai tukar rupiah?
Penyebab utama melemahnya rupiah adalah pengaruh eksternal, dimana laju Inflasi AS yang belum menurun. penyebab selanjutnya yakni menurunnya harga komoditas ekspor Selama tiga tahun terakhir, kondisi perdagangan impor dan ekspor Indonesia mengalami tekanan berat akibat turunnya harga komoditas di pasar internasional. 

Situasi ini berdampak besar pada Indonesia yang perekonomiannya bergantung pada ekspor bahan mentah dan neraca perdagangannya semakin memburuk. Pada akhirnya, situasi ini berujung pada terdepresiasinya nilai tukar rupiah. Penyebab terakhir adalah Tingginya Tingkat Impor, Penurunan nilai ekspor Indonesia berbanding terbalik dengan peningkatan nilai impor. 

Hal ini merupakan kesalahan konsumen masyarakat yang lebih memilih produk luar negeri dibandingkan produk produksi dalam negeri. Barang-barang impor yang memerlukan biaya dolar dalam jumlah besar, terutama barang-barang konsumsi, berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah.

Faktor perekonomian Amerika Serikat yang terus berkembang tentu saja memberikan dampak  yang signifikan  terhadap nilai tukar Rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami tren menurun sejak Mei 2023 hingga saat ini. Banyak analis menilai pelemahan rupiah tidak terlepas dari kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (Federal Reserve).
Berdasarkan data CNN, per 2 Mei 2023 nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.714 per dolar AS. Setelahnya nilai tukar mata uang kembali turun menjadi Rp14.994 pada 31 Mei 2023. Kemudian 30 Juni, nilai tukar rupiah kembali menguat menjadi Rp15.066 per dolar AS. Namun pada 31 Juli 2023, rupiah sempat kembali menguat ke posisi Rp15.080 per dolar AS Baru-baru ini, pada pertengahan April 2024 lalu , nilai tukar rupiah terhadap dolar AS  kembali terdepresiasi dan naik hingga Rp 16.250.
terdepresiasinya nilai tukar rupiah secara tidak langsung juga akan mempengaruhi strategi investasi masyarakat.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar  memiliki dampak yang signifikan. Beberapa dampak penurunan nilai rupiah terhadap perekonomian:
* Inflasi
Melemahnya nilai tukar rupiah biasanya dibarengi dengan kenaikan harga barang impor sehingga dapat meningkatkan inflasi. Hal ini dapat menurunkan daya beli masyarakat, terutama mereka yang berpendapatan tetap.
* Utang Luar Negeri
Apabila suatu negara mempunyai utang dalam mata uang asing, maka depresiasi nilai tukar rupiah akan meningkatkan biaya pembayaran utang tersebut. Hal ini dapat meningkatkan tekanan pada keuangan pemerintah.
* Ekspor dan Impor
Melemahnya nilai tukar rupiah dapat mengakibatkan produk dalam mata uang asing menjadi lebih murah di pasar luar negeri. Namun hal ini dapat membuat harga barang impor lebih mahal dan dapat berdampak negatif pada industri dalam negeri yang bergantung pada impor bahan baku dan barang modal.*
* Penanaman Modal Asing (Investor Asing)
Melemahnya nilai tukar rupiah dapat menimbulkan kekhawatiran bagi investor asing karena akan menurunkan nilai investasi dalam mata uang lokal. Hal ini menjadi penyebab berkurangnya minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
* Kebijakan Moneter
Bank sentral biasanya merespon depresiasi nilai tukar dengan menaikkan suku bunga untuk menjaga stabilitas mata uang. Suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi investasi.
* Pengaruh Politik dan Sentimen Pasar
Melemahnya nilai tukar rupiah juga dapat dipengaruhi oleh faktor politik dan sentimen pasar. Ketidakstabilan politik dan ketidakstabilan pasar dapat menyebabkan depresiasi nilai tukar lebih lanjut.

Solusi yang dapat diambil masyarakat untuk mengatasi dampak melemahnya nilai tukar Rupiah berupa (1) mengurangi impor dan meningkatkan produksi dalam negeri. (2)meningkatkan penanaman modal dalam negeri dan mendorong pengembangan industri dalam negeri.(3)meningkatkan ekspor dan mendorong pengembangan pasar internasional.(4) memperbaiki kebijakan fiskal dan moneter yang tepat untuk mengatasi inflasi dan menstabilkan nilai tukar rupiah.(5) membeli produk dalam negeri serta(6) tidak menimbun dollar dan menukarkannya dengan rupiah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun