Mohon tunggu...
SOBARUDIN
SOBARUDIN Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Seorang Malaikat untuk Raka

30 November 2015   20:41 Diperbarui: 30 November 2015   21:05 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Cheonsa, nama aneh yang aku berikan untuk gadis berambut ikal dan berkulit putih pucat di sekolahku. Dia adalah gadis sederhana yang mudah bergaul dan memiliki sifat yang baik. Terkadang tingkah lakunya membuat kami, aku dan teman- temanku tertawa.Aku sangat mengenal sosok gadis penuh harap ini, sejak aku tau dia menyukai sahabat karibku.

Tiga tahun yang lalu, aku dan Raka baru saja masuk ke sekolah menengah pertama di kota kecil ini. Entahlah, mungkin karena wajah tampanku ini membuat aku dan Raka menjadi bahan bisikkan manis kakak- kakak perempuan di sekolahku.

Di tengah keriuhan siswa perempuan yang mengelilingi tubuhku dan Raka. Aku temukan sepasang bola mata hitam yang sendu menatap dengan serius ke arah Raka. Cahaya matanya menembus kaca tebal jendela kelas mencari jalan untuk menatap seorang pangeran yang tak mengenalinya. Namun, bukan seperti yang aku bayangkan, Cheonsa yang aku kenal pertama kali tidaklah pemalu dan pendiam seperti sekarang. Dia mengalikan tatapannya ke arahku, dia tersenyum sedikit dan memberikan sebuah isyarat agar aku mengatakan kepada Raka bahwa ada seorang putri yang menunggunya di balik jendela itu.

Puisi- puisi indah untuk Raka mulai bermunculan setiap hari. Cheonsa memulai petualangan cintanya lewat perasaan yang dia utarakan dengan percikan tinta pada kertas putih. Kata- kata pujian untuk pangeran impiannya membuat Raka tersanjung. Aku tidak pernah berpikir bahwa cinta yang dirasakan sang Cheonsa hanya sebatas cinta monyet di bangku SMP.

Cheonsa bukan gadis buruk rupa yang membuat sang pangeran jijik terhadapnya. Raka menyadari ketulusan puisi cinta Cheonsa. Namun, untuk membuktikan itu Raka membuang semua surat yang Cheonsa berikan.

Perasaan Cheonsa tersakiti, tidak ada lagi puisi indah yang bisa kubacakan untuk pangerannya. Lama- kelamaan Raka menyesali perbuatannnya. Saat sang Cheonsa berjalan di taman belakang sekolah bersama putri- putri lainnya, pengeran datang membawa penyesalan dan meminta maaf pada Cheonsa.

“Maafkan aku, bisakah kita mengulangnya dari awal?.” Tanya Raka

“Sa, maafin aja Sa.”

Cheonsa yang lugu mencarik sebuah kertas dan mencatat nomor ponsel yang ternyata sudah tidak aktif lagi.

“Alsa, apa Raka menelponmu tadi malam?.” Tanya sahabat Cheonsa yang mendapatkan gelengan pelan dari Cheonsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun