Mohon tunggu...
Hazmi SRONDOL
Hazmi SRONDOL Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Jika kau bukan anak Raja, bukan anak Ulama. Menulislah...

Selanjutnya

Tutup

Humor

Test Drive Nissan Evalia #1: Briefing Perjalanan Penuh Keceriaan

18 Juli 2012   20:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:49 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Bapak, jangan lupa uang sakunya ntar buat ibuk belanja di Factory Outlet di Bandung loh”

“Nanti bapak nggak usah copotin kursi kan kalau mau tidur di kursi?”

Aku terdiam saja saat dua kalimat itu meluncur dari bibir istri dan anakku. Sepertinya kedua permintaan itu terasa berat saat setelah pihak Kompas.com menelefonku dan memberitahu bahwa yang berhak berangkat mengikuti test drive Nissan Evalia hanya aku seorang, bukan bersama keluarga.

“Tapi pak, bukannya di berita admin untuk satu keluarga? 6 orang? Kan kita pas tuh, ada Bapak, Ibuk, Mas, Dedek, Mbaknya dan mbok londri” protesnya.

“......” aku hanya terdiam saja.

“Coba tanya kang Pepih nya pak, siapa tahu ada keringanan. Ibuk ama anak-anak kan juga mau piknik gratis”

“Iya iyaaa... ntar di tanyain” kataku menuruti.

............

“Mas, aku sudah di lantai 5” kataku via telfon ke mas Nurul--admin Kompasiana, sekitar setengah jam sebelum jadwal briefing yang ditentukan.

“Bentar mas, lagi ada meeting yang lain” kata mas Nurul sesaat muncul dari ruang rapat yang ternyata cuman berbatas dinding kaca tebal dari tempatku duduk menunggu.

Baiklah. Jawabku dalam hati sambil menunggu.

..........

[caption id="attachment_201405" align="aligncenter" width="614" caption="Mejeng sehabis Briefing"][/caption]

“Jadi memang nggak bisa mas, 6 orang itu Kompasianer dan 2 orang lainnya adalah wartawan Kompas dengan dua kendaraan Nissan Evalia seri VX dan SX” jelas mas Nurul mewakili beberapa admin dan tim dari Kompas.

Sudah, lemas sudah seluruh otot di badan. Serasa beberapa tulang di copotin satu persatu. Okelah soal istriku, cukup dengan beberapa penjelasan pasti bisa mengerti, lha bagaimana dengan sang kakak yang super kritis dan sudah mulai menemukan titik kelemahanku menghadapinya.

“Bapak tidak sayang padaku ya pak? Bapak mau jalan-jalan sendiri?”

Yaelaaah tuh bocah, dari mana tuh kata ‘tidak sayang’ itu didapatkannya. Jikalau yang menanyakan pacar-pacar terdahulu, tentu mudah sekali buat ngeles dan merayu-rayu dengan jutaaan kata cinta hasil contekan puisi dari buku-buku loakan. Lha ini? Gawat! Alamat bisa dikerjain nemenin main yang nggak karuan sampai tengah malam.

Aku yang sempat ilfil dengan menahan genangan airmata yang pastinya tidak terlihat oleh bang Isjet, mas Nurul, Kang Pepih dan rekan-rekan Kompasiana yang lain karena lampu sudah dipadamkan dan semua mata berkonsentrasi ke tembok tempat sorotan infocus presentasi di tampilkan.

Sempat beberapa kalimat penjelasan tidak terekam dengan baik dalam otakku. Konsentrasi buyar, terkacaukan dengan hasil lobi membawa anak istri yang gagal. Dengan diam-diam menarik nafas dalam, akhirnya perasaan tak karuan berhasil diatasi.

Mulailah paparan teknis perihal rencana dan jalur perjalanan yang akan di mulai  Sabtu tanggal 21 Juli 2012 pukul 09.00 dari kantor Kompas Palmerah Selatan disampaikan. Ada beberapa check point pada jalur pemberangkatan yang akan melalui jalan tol arah Cikampek seperti rest area km 19 dan lainnya sebelum keluar pintu Tol Cikampek menuju arah Subang untuk mencoba kendaraan test drive – Nissan Evalia mendaki gunung Tangkuban Perahu. Setelah itu di lanjut kan menuju Bandung untuk menginap di Hotel Santika.

Untuk jalur balik, sementara direncanakan akan melalui jalur Puncak-Bogor untuk kembali ke kantor Kompas. Kesementaraan jadwal ini wajar, arus balik dari Puncak menuju Jakarta pada hari minggu biasanya sangat macet sekali. Sistem buka tutup yang dilakukan oleh polantas setempat pun kadangkala belum cukup untuk mengurai kepadatan yang sudah terjadi. Maklum, panjang dan lebar jalan tidak sebanding dengan jumlah mobil yang menyemut menguasai jalan raya Puncak Cipanas.

Dalam presentasi itu, mendadak aku teringat seorang sahabat di kampung halaman—Semarang sewaktu masih SMP dahulu. Aku sering menemani sahabatku yang berbadan bongsor itu nyetut (mencuri) kendaraan pick up operasional toko bangunan bapaknya buat dipakai  diam-diam.

Sepele saja, kami perlu pick up itu untuk membawa singkong, hasil mencabut beberapa ketela pohon entah milik siapa di sekitar tanah kosong di daerah Tembalang,  sebelum tanah kosong itu menjadi kawasan kampus UNDIP Tembalang yang baru. Lumayan, cukup 4 pohon membuat kami kenyang setelah kami bakar ketela pohon itu di sebuah lapangan kecil yang sepi di sekitar perumahan kami. Dan kendaraan pick up itu bermerek DATSUN berwarna coklat tua, leluhurnya mobil Nissan yang akan kamii uji pakai beberapa hari lagi.

Memori ndablek itu membuatku kembali ceria, tentu saja sambil istigfar 33 kali. Terbayang dosa kenakalan kami dahulu ini. Dalam hati aku berdoa, supaya pak Tani penanam ketela pohon itu  mendapat untung besar dari hasil pembebasan tanah untuk kampus baru tersebut.

Setelah presentasi jalur test drive, fasilitas hingga uang saku yang  jumlahnya belum disebutkan akhirnya kami diberi kesempatan untuk bertanya tentang seputar kegiatan atau mobil Nissan Evalia ini. Semoga nominal yang belum disebutkan ini adalah trik dari tim Kompas agar kami tidak di tongkrongin  petugas pajak untuk PPN uang sakunya. Pastinya, kesempatan sesi tanya jawab ini tentu tidak aku sia-siakan, mengingat memang ada beberapa pertanyaan penting (menurutku) yang perlu aku ketahui.

1.Kenapa tipe mobilnya bernama EVALIA?

Kenapa bukan DessyDina, TyasWinda, YayatMimin atau pasangan kata dua nama perempuan lainnya. Hey! Ini pertanyaan serius kawan.  Coba deh yang sudah beli novelku di cek lagi. Pasti tahu  pada bab 17 nya membahas soal ‘nama perempuan’ pada merk mobil seperti Ferarri atau Mercedez  dan hasilnya mobil-mobil bermerk perempuan itu menjadi produk yang sangat laris dan melegenda. Bayangkan saja, dengan satu nama perempuan saja sukses, bagaimana dengan dua nama perempuan?

2.Apakah motor bisa masuk kedalam kabinnya?

Ini juga pertanyaan penting, mengingat fungsi mobil keluarga harus mempunyai kapasitas ruang yang besar, mampu membawa orang serta barang-barang titipan serta oleh-oleh dari mertua saat mudik seperti duren, nangka hingga kasur dan bantal-bantalnya. Serta tentu saja, sebagai warning agar sepeda motor harus diberi kunci pengaman ganda, jangan sampai ada yang menyalah gunakan untuk mengangkut motor yang bukan miliknya.. hehehhe...

3.Jika bangku tengah di belakang di kosongkan atau dilipat, apakah lantainya datar?

Ini juga hal yang sangat penting, selama ini—kami sering membongkar kursi tengah dan belakang mobil MPV keluarga kami lalu dialas kembali dengan papan triplek agar cekungan di ruang tengah tertutupi sehingga bisa digunakan oleh seperti anak-anak sebagai kasur dadakan yang nyaman untuk perjalanan lebih dari 24 jam.

Alhamdulillah, jawaban dari pihak Kompas.com sangat memuaskan, penamaan EVALIA yang di luar negeri bernama EV200 tentu menyesuaikan dengan lidah orang Indonesia agar mudah diingat serta tidak terlalu jauh dari konsep penamaan type sebelumnya seperti SERENA atau LIVINA.  Kan gawat kalau memakai nama Vanette--nama lain NV200 juga di Indonesia, jangan-jangan malah kepleset lidah orang Indonesia menjadi Peniti. Jangan sampai pitnah orang Sunda tidak bisa menyebut hurup ‘V’ menjadi kenyataan.

Soal kabin luas sudah dipastikan itu ada pada Nissan Evalia, perihal nyomot motor orang di jalan sepertinya akan jauh dari pikiran negatif ini. Mana ada maling mau keluar modal 145  hingga 185  jutaan hanya untuk mengambil barang seharga belasan juta. Aneh-aneh saja. Hihihi... (Maaf usil dikit mas).

Nah, soal terakhir diluar teknis pelaksanaan yaitu perihal lantai yang datar saat dilipat bangkunya dijawab dengan mantab dan tegas. Memang lantai kabinnya datar dan mudah dijadikan kasur berjalan. Sehingga kejadian anakku tertidur sambil nangkring di lipatan kursi belakang seperti foto dibawah ini tidak terjadi lagi. Kasihan, gara-gara ribet mencopotnya, anakku mesti harus tidur sambil berakrobatik. Ih, jadi pengen buruan beli mobilnya. Hehehe...

[caption id="attachment_201406" align="aligncenter" width="604" caption="Nangkring di kursi lipat. Lokasi: parkiran Toko Tas Tajur"]

1342644061923510907
1342644061923510907
[/caption]
1342644121385850530
1342644121385850530

[Bekasi, 19 Juli 2012]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun