Mohon tunggu...
Hazmi SRONDOL
Hazmi SRONDOL Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Jika kau bukan anak Raja, bukan anak Ulama. Menulislah...

Selanjutnya

Tutup

Humor

Koran Kopi Kretek, Ritual yang Segera Mati

18 Februari 2013   13:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:06 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13611690081875069109

[caption id="attachment_243981" align="aligncenter" width="428" caption="ritual yg semakin langka..."][/caption]

KORAN - KOPI - KRETEK

Tiga paket ritual generasi bapak-bapak kita yang dahulu rutin terlihat dimasa kecil sepertinya bakal tergeser oleh hadirnya generasi serba online dan serba tergesa-gesa.

Koran, yang dahulu tiap pagi menjadi rebutan antara bapak anak, kini koran tersebut lebih banyak di tumpuk oleh pembantu gara-gara loper koran datangnya kalah cepat dengan empu-nya rumah yang mesti berburu dengan waktu dan kemacetan. Berita pun bermutasi menjadi koran kaca seukuran gengaman tangan yang dilahab lewat smarphone, pc tablet dan perangkat elektronik lainnya sambil bergelantungan di kereta atau kendaraan yang di tumpanginya.

Kopi seduhan istri, sebagai tanda cinta dan bakti untuk saling bercengkrama dan bertatapan mata sebelum beranjak berkerja. Momen-momen indah setelah  selesai sarapan pagi bersama, sarapan nasi berlauk sayur lodeh dan ikan asin sambel terasi--kini terganti oleh kopi instan gelas seribuan perak yang disruput sambil mengantri tiket kereta atau menunggu bus kota tercinta. Lambaian Istri pun terwakili oleh lambaian kondektur bus yang menjemput penumpang atau teriakan announcer kereta api lewat spreaker TOA yang memekakkan telinga.

Dan Kretek, benda yang oleh U.S FDA (Food and Drug Assosiation) dimasukan sebagai benda terlarang dan haram dalam kampanyenya ke seluruh belahan dunia. Bahkan dianggap lebih berbahaya daripada minuman beralkohol seperti wisky dan vodka. Bahkan untuk blog keroyokan di Kompasiana ini pun, setiap HL (headline) yang pro kretek ini pun sudah disindir kanan kiri untuk ikut diharamkan HL nya. Padahal, seperti halnya cerutu Cuba, Kretek sudah memproklamirkan bahwa mereka berbeda dengan rokok yang lebih identik dengan rokok putih bawaan para cowboy Amerika. Namun terlepas dari polemik  tersebut. Hal yang sudah terjadi, kretek kini tergantikan oleh permen mentos atau sugus rasa jeruk yang kadang kala bikin keselek pas lagi enak-enaknya ngemut--lalu kaget karena di tabok bahunya oleh teman seperjalanan.

Konsep hidup yang mencari ayem (kedamaian), toto tentrem kerto raharjo terdahulu yang berpijak pada keseimbangan jiwa dan alam semesta sudah berganti dengan jargon "financial freedom, otak kanan dan rruuaar biasaa" yang memaksa orang bergerak makin cepat-cepat dan cepat.

Entahlah mana yang benar. Cuman yg pasti, saat ini jam kerja dan waktu perjalanan terbukti lebih panjang dari era bapak-bapak kita terdahulu. Hasilnya? Berangkat anak masih ngatuk dan pulang anak sudah bobok. Belum lagi luas rumah yg dimiliki, tak seberapa luas daripada apa yg dulu orangtua dapat dengan cara 'alon-alon asal kelakon'.... Mungkin, luas tanah atau rumah, sudah terganti luas nya timeline, jumlah friend dan banyaknya komen di status facebook atau retweet dan follower di twitter.

Ah, Entahlah,

[Jakarta, 18 februari 2013]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun