Beberapa hari ini Emaknya Inge marah-marah. Tentu saja kemarahan ini disebabkan oleh perilaku aneh anaknya yang mendadak suka ikutan berbagai kontes. Dari kontes musik Kompasiana Idol, AFK (Akademi Fantasi Kompasiana), Rumah Hantu sampai lypsing lagu keroncong untuk di posting di situs video Metube. Semua dilakukan tentu saja untuk 'potong kompas' meraih kesuksesan. Hal yang seringkali di wanti-wanti Emak Bapaknya Inge untuk di hindari. “Sudah tho Nduk, ngapain ikut-ikutan kontes-kontes begituan” kata Emaknya Inge. “Aku pengen cepet ngetop Mak. Capek jadi penggemar melulu. Pengen jadi Idola juga Mak”, jawab Inge ngeles. “Tapi semua ada prosesnya Nduk. Ngak ada karir yang dimulai dari atas. Semua pasti berawal dari bawah. Bertahab sedikit demi sedikit. Kamu mesti telaten Nduk”, kata Bapaknya menambahi. “Nggak mau! Aku mau yang instan. Cepet tenar Pak! Bila perlu bikin isyu yang menggemparkan dunia entertaimen!” “Wah, kamu mulai ndak waras Nduk... Bapak Emak nggak bisa lagi nglarang. Terserah kamulah. Tapi jangan salahkan kami kalau kamu kelak akan kecewa dengan pengharapanmu yang ketinggian itu”. Kata Bapaknya sambil geleng-geleng kepala menghadapai kelakuan anaknya yang keras kepala tur ngeyelan ini. Inge cuek ngeloyor pergi dari ruang tamu. Kesal dengan petuah orangtuanya. Dengan muka belipat, dia masuk kedalam kamar dan menelepon Ki Srondol guru spiritualnya. Biasa, curhat-curhatan dan janjian berkunjung minta petunjuk dan jalan keluar. ….. “Ki, apa bener semua karir dimulai dari bawah”, tanya Inge ke Ki Srondol saat bertamu ke rumahnya. “Hmm... pada dasarnya semua begitu. Emang kenapa? Masih belum puas ama nasehat Bapak Emakmu yah?” “Iya ki. Tapi mosok nggak ada satupun karir yang langsung diatas Ki?” “Ya ada, tapi itu jarang-jarang. Bahkan putra mahkota Keraton saja sebelum jadi Raja juga mesti berat hidupnya disapih di Kesatriyan. Nggak boleh berhubungan dengan bapaknya yang Raja” jelas Ki Srondol “Jarang tapi ada kan Ki?” “Ada. Tapi emang kamu mau?” “Mau Ki! Mauuu banget. Ayo dong Ki kasih tahu!” desak Inge tidak sabar. “Nggak nyesel?” “Enggaklah Ki... Apa dong Ki... buruan” “Tuh tengok di belakang rumahku. Ada karir yang dimulai langsung dari atas”, kata Ki Srondol Belum juga selesai bicara. Inge langsung ngacir ke belakang rumah Ki Srondol untuk melihat karir hebat yang ditunggunya. Karir yang langsung dimulai dari atas itu. Sesampainya di belakang rumah. Inge tertegun. Melotot. Lalu mewek sesegukan. “Loh, kenapa nangis? Katanya mau karir yang dimulai dari atas” “Iya Ki... Tapi bukan yang ini. Yang artis atau selibritis”, katanya sambil sesegukan. “Loh emang kenapa?” “Lha siapa juga ada cewek mau jadi tukang gali sumur? Kan yang tugasnya nggali kan cowook” “Loh kan yang penting dimulai dari atas trus kebawah.. Ke dalam tanah... Iya tho?”, tawa Ki Srondol “Enggak!” [caption id="attachment_83635" align="aligncenter" width="300" caption="Dimulai dari atas dahulu..."][/caption] [Bekasi, 8 Desember Januari 2011]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H