Mendadak kerajaan Malesan ketakutan luar biasa. Ketakutan yang menimpa seluruh lapisan sosial rakyatnya. Dari Perdana Menteri, pegawai kerajaan, tentara, touke sawit sampai tukang tebang kayu di kerajaan tersebut mendadak menjadi menggigil ketakutan. Ketakutan yang ternyata disebabkan dengan perubahan sikap Raja kerajaan tetangganya yang sangat mendadak. Yang biasanya klemar-klemer tiba-tiba beringas. Yang biasanya mengalah mulu sekarang nggak ada ampun, sampai sampai istilah Ganyang Malesan dari raja sebelumnya pun di copy paste dalam pidato kenegaraannya. Yang biasanya cemberut tiba-tiba gampang senyam senyum dengan lirikan ke tentara khususnya untuk siap melakukan penculikan ala seniornya terdahulu. Sepertinya, insting militernya sudah hidup kembali. Dengan tabiat barunya tersebut, tentu saja secara psikologis telah meruntuhkan sendi-sendi kecongkakan kerajaannya tersebut. Dan berhubung kecongkakan dan songong sudah menjadi trade mark negara Malesan maka Perdana Menteri segera memanggil Departemen Intip-mengintip alias spionase kerajaan Malesan untuk mencari jalan keluar masalah ini. “Tak boleh ini terjadi Pak Cik Menteri”, kata PM “Betul..betul..betul Datok”, jawan Menteri “Kita mesti nak temuken cara mengembalikan gaya Raja sebelah biar Jaim lagi” “Iya Datok, cuman bagemana carenye?” “Aku tak taulah pulak. Kau lah yang mesti cari tau. Kau itu menteri Intip mengintip-nya”, sunggut PM “Daulat datok. Hamba segera meluncur mencari jalan keluarnya”, jawab menteri ….. Disuatu tempat, disebuah bilik rahasia “Kau Agen Tak Terlihat Kareem. Kau mesti nak dapatkan rahasia mengembalikan ke Jaim-man pak Raja negara tetangga sebelah!” “Daulat Pak Cik” “Kau mesti nak cepat-cepat. Jangan sampai sikap Raja sebelah jadi galak seperti ini terus menerus laaaah!. Bisa bangkut kerajaan kita. Susah kita nak mencuri lagi budaya dan kekayaan alam negeri mereka. Susah pulak kita nak begaye dan keras kepada mereka. Bisa porak poranda investasi kita disana...!!!” “Daulat pak Cik menteri” “Jika kau bisa membuat Raja sebelah kembali seperti dulu. Aku nak beri kau naik pangkat beserta rumah baru, mobil baru dan ijin untuk ber-poligami dari kerajaan!” “Daulat pak Ciiiiiik!”, girang Agen Tak Terlihat Kareem mendapat janji hadiah besar sambil bergegas keluar dari bilik rahasia tersebut. ….. Di bilik Kerajaan Malesan “HAHAHAHAHAH! Agen Kareem, hebat nian kau ini!” kata Menteri Intip-mengintip yang disambut anggukan setuju dari PM nya. “Daulat pak Cik menteri” “Apa rahasianye hingga kau bisa membuat Raja sebelah Jaim dan klemar-klemer kembali Agen Kareem?” “Oh itu pak Cik Menteri? Mudah sekali itu” “Hah! Mudah?”. “Iya pak Cik Menteri, saya cuman kirim kado istimewa buat Raja disana” “Hadiah apa gerangan itu Agen Kareem? Jangan pulak kau buat aku penasaran laah!” “Sisir rambutpak Cik. Cuman sisir rambut” “Sisir rambut? Kok bisa?” “Iya pak Cik, ternyata Raja sebelah jadi galak karena sisir nya hilang. Jadi rambutnya tidak bisa klimis lagi pak Cik. Kata buruh negara mereka yang berkerja disini istilahnya nggak bisa 'jongkatan' lagi pak Cik” “O begitu?” [caption id="attachment_262735" align="alignright" width="161" caption="Bahagianya sisir nya ketemu...."][/caption] “Betul pak Cik, coba perhatikan gaya Raja sebelah. Dia itu tidak seperti Raja sebelumnya yang selalu pakai kopiah atau sanggul. Raja itu concern sekali dengan potongan rambutnya pak Cik. Itulah kenapa Raja mereka suka jaim alias jaga imej pak Cik”. “Waaah! Hebat sekali kau ini” “Hebat sih hebat pak Cik, tapi bagaimana dengan janji hadiah buat awak?” “Janji hadiah? Aduuuh Agen Kareem. Apa kau tak tahu prosedur? Tak tahu SOP? Tak ingat kau kasus penangkapan nelayan kita yang mencari ikan di laut mereka?” “Tahu pak Cik” “Ya sudah, semua mesti lewat prosedur.” “Jadi, saya tak dapat hadiah?” “Tak ada hadiah Agen Kareem...!!!” Lalu lemaslah Agen Tak Terlihat itu. Dengan langkah gontai dia berjalan keluar dari bilik mewah kerajaan negeri mereka. Tak ada rumah baru, tak ada kereta baru, tak ada pula istri baru. Semua hanya janji manis dimulut saja. Semanis kata 'kita ini serumpun'yang sering diucapkan pimpinannya saat dijadikan senjata kalau terpepet berdiplomasi dengan negeri sebelah. [Bekasi, 20 September 2010] POLITIK
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H