Pendemi Covid-19 yang melanda dunia, khususnya Indonesia di rentang tahun 2020-2022 memang membuat keguncangan di banyak sektor. Tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Namun, ada berkah tersembunyi yang kita lihat-- yaitu digitalisasi pendidikan.
Memang, saat itu untuk keberlangsungan pengajaran di sekolah--- sistem digitalisasi sekolah ini bertumpu pada siswa yang 'terpaksa' harus menyiapkan sendiri perlengkapan digitalnya. Baik ponsel, tablet maupun laptop. Hal yang tentu menjadi kesulitan tersendiri karena tidak seragamnya kekuatan ekonomi orangtua siswa. Khususnya di daerah 3T (terjauh, tertinggal dan terbelakang).
Pola ini sepertinya menjadi perhatian pelaku dan pengamat pendidikan di Indonesia. Muncul kajian dan desakan agar pola digitalisasi sekolah ini digubah menjadi berfokus ke pihak sekolah yang dipersenjatai alat yang bukan hanya secara perangkat yang digital--tetapi Sudah termasuk didalamnya berisi program pendidikan yang interaktif baik animasi 3D pada pelajaran tertentu serta kemampuan online pada sekolah dengan cakupan sinyal internet yang mecukupi.
Dalam konsep terbaru pemerintahan Prabowo-Gibran ini, digitalisasi pendidikan ternyata memang sudah dalam pantauan dan menjadi proram Kabinet Merah Putih ini.
Melalui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Presiden Prabowo Subianto meminta penguatan digitalisasi pendidikan. Bahkan diminta dimulai pada tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD).
Program digitalisasi sekolah di Indonesia ini tentu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi terkini.
Dalam rangka mencapai tujuan ini, sudah mulai terlihat beberapa produsen dan pembuat konten pendidikan bermunculan. Salah satunya produk Smartboard Interactive dari Anyboard yang merupakan produk buatan dan kreasi murni dari bangsa kita sendiri--- bangsa indonesia turut hadir menyediakan solusi yang sangat sesuai dengan kebutuhan sekolah-sekolah dan kurikulum di Indonesia dalam format digital.
Kalau kita perhatikan spesifikasinya, memang design yang dibangun sejak 2018 ini--- sangat menyesuikan dengan tantangan yang ada di Indonesia. Baik geografis, psikologis maupun teknis. Contohnya adalah sebagai berikut:
Bahan Papan yang Tahan Lama dan Tidak Mudah Pecah
Tidak seperti smartboard lainnya yang berbasis layar kaca. Lazim disebut IFP (Interactive Flat Panel) yang mempunyai resiko pecah baik saat distribusi ke seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan selat, jalan yang mendaki menurun karena memang Indonesia merupakan gugusan ring Gunung berapi.