[caption id="attachment_208943" align="aligncenter" width="515" caption="tahu caranya agar kayu bakar nya menyala? korek saja tidak cukup loo... hihiih"][/caption] “Daging sudah, santan sudah, bumbu sudah. Tinggal bapak yang menyalakan kayu bakarnya” perintah istriku. “Beres, Buk!” jawabku singkat. Ah, apa susahnya menyalakan kayu bakar buat masak rendang? Apalagi veteran Pramuka sepertiku ini. Veteran yang dulu hobi bakar-bakar api unggun. Aku langsung menata bata-bata menjadi tumpukan untuk kompor dadakannya. Kayu-kayu pun juga sudah kutata sedemikian rupa. Hmm, tinggal tuang minyak tanah dan nyalain korek api. Jress! Pasti menyala dan kayu-kayu terbakar. Ups! Baru kuingat. Minyak tanah sudah tidak ada dan diganti kompor gas 3Kg. Ah, bisalah pakai minyak zippo. Akupun segera membuka lemari tempat menyimpan minyak Zippo. Alamak! Habis ternyata. Gawat neh. “Bapaaaaak! Sudah menyala beloom kayunyaa?” teriak istriku. “Beluuuum...” jawabku “Kok belum, lama amat?” tanyanya. “Nggak ada minyak tanahnya. Bentar bapak mau beli bensin botolan” kataku “Jangaaan! Ngeri pak, apinya gede, takut mrembet dan bau asepnya bikin rendang nggak enak!” Waduh, gawat. Mesti gimana kalau pakai minyak bensin nggak boleh? Minyak tanah, minyak zippo pun juga tidak ada. Browsing di google cara menyalakan api unggun, malah semakin binggung. Dari pakai kaca pembesar, kentang yang diisi odol dan garam dan cara lainnya yang pasti merepotkan dan bikin istri hilang mood memasaknya. Aku jadi mulai panik. Binggung. “Sabar ya buk, bapak minta tolong tukang ojek aja buat beli minyak tanahnya” kataku lagi “Iya, buruan pak.” ..... “Bang! Tolong beliin minyak tanah, sedikit aja. Uang kembaliannya buat abang aja” kataku meminta tolong. “Buat apa minyak tanahnya, bos? Sudah susah carinya sekarang” tanya tukang ojek kebinggungan. “Ya buat ngedein nyala kayu bakar yang kayunya dari abang tadi. Buat masak rendang itu, bang” jelasku “Lah, ngapain pakai minyak tanah, bos? Pakai plastik kresek bekas aja” katanya memberi penjelasan. “Eh, emang bisa bang” tanyaku balik yang dijawab dengan anggukan kepala. ...... “Bener ternyata, buk. Cuman pakai plastik kresek dan koran bekas langsung nyala” kataku sambil terbengong-bengong melihat kayu bakar yang sudah terbakar di tungku batu bata. “Lah gimana sih, bapak. Katanya veteran Pramuka” ketusnya kesal. [Bekasi, 27 Agustus 2012]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H