Agak terkejut siang ini (12/02) saat dalam perjalanan menuju Kuala Lumpur, koran Kompas gratis yang aku baca dalam pesawat Malaysia Airlines ini memuat berita bertema tetang Indonesia Menuju Industri Mode. Lebih mengagetkan lagi, ilustrasi foto yang dipakai Kompas adalah beberapa baju yang tertulis nama designernya, Lenny Agustin.
Walau tidak tampak foto wajah mbak Lenny, tapi beberpa saat sebelum mataku terpaku pada tulisan namanya, aku sudah tahu betul bahwa foto-foto baju itu memang rancangannya. Saya sependapat dengan mas Arselan Ganin, fotograper kawakan dari majalah Kebaya yang saat bertemu dengan beliau di acara peluncuran album ‘SomeOne Like You’ -- GavinMJ mengatakan bahwa desain mbak Lenny bukan hanya funky namun memiliki konsep yang jelas, bahkan jika ada peragaan busana diadakan dan tanpa kehadiran mbak Lenny pun, pengamat mode gampang sekali menebak bahwa itu karya mbak Lenny Agustin.
Jadi wajar, saat peluncuran novel komediku ‘Srondol Gayus Ke Italy’ aku memilih memakai kemeja batik rancangannya berlabel LENNOR di hari istimewa tersebut. Bukan hanya sekedar unik dan trendy, tapi jujur saja. Bajunya nyaman sekali dipakai. Berbeda dengan beberapa perancang lain yang kadangkala enak dilihat tetapi agak kurang nyaman dipakai.
Terlepas soal baju dan desainnya, sebenarnya banyak hal-hal menarik yang aku temui dan pelajari dari mbak Lenny Agustin yang juga merupakan sahabat dekatku ini. Sosok yang kini tenar dan sukses di bidang rancang busana ini mempunyai catatan panjang dalam karirnya. Dan catatan panjang itu selalu digaris bawahi dengan highlight kata ‘kerja keras’.
Ya, memang cuman itu intisari rahasianya. Karakter pekerja keras dan konsisten itu yang memang selalu menjadi bahan pembicaraanku dengan istri saat bercengkrama di teras rumah. Karakter yang semakin lengkap dengan tradisi rajin Umroh di tanah suci bersama suami dan anak-anaknya ke tanah suci. Konsep ‘ora et labora’ yang tidak hanya sebatas jargon tetapi sudah teraplikasi dalan kehidupan nyatanya.
Semangat yang mendadak membuatku teringat dengan sebuah novel kegemaranku saat masih sekolah dulu karya Eiji Yoshikawa berjudul Musashi. Novel yang bercerita tentang sosok Miyamoto Musashi, seorang pendekar pedang (samurai) Jepang yang sangat terkenal. Miyamoto Musashi sendiri mempunyai latar kehidupan yang juga unik. Harap maklum, dijamannya predikat ‘samurai’ hanya didapatkan melalui hubungan garis keturunan atau darah. Yang bukan berdarah samurai, maaf-maaf saja akan diberi ilmu tentang beladiri dan pedang.
Musashi mendobrak tradisi itu. Dengan ketekunan dan dispilin tingginya, seorang proletar dan rakyat jelata sepertinya mampu menyamai kemampuan para ‘samurai’ atau bahkan melebihinya. Karakter disiplin berkerja kerasnya Musashi akhirnya mengilhami seluruh bangsa Jepang, kesuksesan bukan hanya milik para keturunan darah biru namun seluruh manusia yang mau memeras keringatnya untuk menempuh jalan sukses. Hal ini bisa kita dapatkan intisarinya dalam buku Go Rin No Sho (Buku Lima Cincin/Elemen) karya Miyamoto Musashi sendiri di masa tuanya.
Jadi wajar jika ritme hidup seperti itu akan akhirnya menular dan membuahkan hasil kepada anak-anaknya. Gavin MJ contohnya. Putra nya yang masih berusia 13 tahun itu pun kini sudah mempunyai album single sendiri. Walau masih muda belia, Gavin MJ sendiri juga tidak serta merta bisa merilis albumnya.
Perjalanan sebelum menjadi penyanyi juga sangat panjang. Dari usia 4 tahun sudah di arahkan bakatnya ke bidang yang memang disukainya, bidang seni. Kursus menggambar, bermain musik, dancing dan bernyanyi benar-benar di fasilitasi walau fasilitas ini hanya diberikan jika keinginan itu tidak bersifat sementara. Alias hangat-hangat (mau nulis tahi ayam kok nggak nyaman)... Hangat-hangat kuku. Hehehe...
Hal yang semakin jelas aku ketahui saat hadir di X2 Cafe Plaza Senayan di launching album Gavin MJ. Aura kerja keras nampak tersirat dari beberapa jawaban mbak Lenny dan GavinMJ saat tanya jawab dengan wartawan baik cetak maupun infotainment.
Walau jujur sempat kesasar ke eX Plaza sebelum sampai dilokasi acara gara-gara buru-buru baca undangan mbak Lenny di pesan BBM. Maklum, banyak sekali tempat dengan huruf X di Jakarta ini. Kalau tidak hati hati membaca, ya jadilah sama denganku. Untung tidak di FX Plaza, itu mah tempat acara Kompasianival-nya ultah Kompasiana kemarin. Hehehe...
.......
“Ah yang bener mas? Mosok tho?” tanyaku sambil terkekeh.
“Bener, padahal sudah tidak terhitung berapa kali menggelar peragaan busana. Tapi pas terakhir muncul diakhir bersama-sama dengan para modelnya, pas aku tanya ‘masih gugup nggak?’...” kata mas Arselan mendadak terdiam.
“Apa jawaban mbak Lenny mas?” tanyaku penasaran.
“Masih...” jawabnya sambil tertawa terkekeh.
Hehehe, aku jadi mengerti sekarang kenapa Gavin MJjuga agak gugup saat press conference saat penutupan acara. Apalagi saat ditanya wartawan infotainment soal ada tidaknya hubungan cinta lokasi antara Gavin dan model video klipnya. Ah, ternyata memang ‘Like Mother (sometimes) Like Son’. Apalagi soal kerja keras dan gugup nya. Hehehe. Piss mbak...
[caption id="attachment_170520" align="aligncenter" width="641" caption="Gavin MJ dan Lenny Agustin saat Press Conference"][/caption] [caption id="attachment_170521" align="aligncenter" width="641" caption="Wawancara dengan Cek n Ricek"]
[Kuala Lumpur, 13 Februari 2012]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H