Putar balik di jalan dua arah yang ramai kendaraan, memang menjadi salah satu hal paling mengesalkan saat sedang mengemudi kendaraan. Beradu argumen antara setan dan malaikat di dalam hati saat seorang sahabat mengingatkan perihal minuman yang belum dibayar saat usai acara tadi. Minuman tambahan untuk perpanjangan waktu saat asyik ngobrol bersama rekan-rekan usai sebuah acara. [caption id="attachment_324202" align="aligncenter" width="309" caption="Ngopi dan ngeteh diacara BNN dan BRid (blogger Reporter ID)"][/caption] Setan bicara agar aku memakai jurus "Darmoji" ala jaman sekolah saja. Alias dahar limo ngaku siji (makan lima ngaku siji). Toh nggak kenal juga dengan pelayan dan kasirnya ini. Namun di sisi telinga yang lain malaikat bilang, mesti mutar balik. Walau repot tapi teh anget manis dalam perut itu jadi haram dan menambah timbangan dosa. Hal yang sering orang bilang "dosa nggak ngejendol" ini. Hmmm... Baiklah, kami memilih balik badan. Toh tidak seberapa pula ongkos teh manis dan kopinya. Apalagi terfikir juga rasa kasihan karyawan restoran yang mesti nomboki bon yang tak terbayar dari gaji mereka yang mungkin bagi sebagian orang tak seberapa. Sesampainya di kafe, terlihat wajah sumringah para pelayan. Kufikir ini gegara minuman tersebut bakal terlunasi. Ternyata tidak, ternyata mereka menemukan tas ransel berisi Macbook dan kamera DSLR yg tertinggal di meja tempat ngeriung tadi. Mereka jadi gak kerepotan mencari. Dan aku pun, mendadak jadi lemas sekaligus bersyukur. Bersyukur memilih repot dan keluar biaya tak seberapa utk bayar minuman tersebut, namun tas ransel itu terselamatkan dari ketertinggalan. Ya, itu tas ranselku .
:-(
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H