Mohon tunggu...
Hazmi SRONDOL
Hazmi SRONDOL Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Jika kau bukan anak Raja, bukan anak Ulama. Menulislah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemecatan, Antara Prabowo & Deng Xiaoping

24 Mei 2014   23:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:09 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh saya sangat tertegun saat suatu hari Prabowo berucap tentang keheranannya tentang masih adanya guru (honorer) di republik ini. Guru yang gajinya konon masih ada yang 50 ribu atau 100 ribu perbulan padahal anggaran pendidikan sudah sangat tinggi.

Hal yang harus di revolusi kesejahteraannya pertama dalam membangun bangsa. Hal yang juga sangat memalukan jika dibanding dengan negara tetangga--Thailand. Dimana di negara kerajaan tersebut, Guru dan Polisi adalah pegawai negeri dengan income tertinggi di negara tersebut. tak heran, pasangan pasutri guru-polisi, kedudukan sosial ekonominya sangat tinggi disana.

Kedekatan Prabowo dengan para pendidik ini pun bukan omong kosong. Saya tahu betul bagaimana dekatnya beliau dengan para guru besar dan profesor dalam meramu visi-misi-aksinya yang terangkum dalam buku "Membangun Kembali Indonesia Raya" yang diringkas menjadi 6 Program Aksi dan Agenda/Program nya sebagai Capres 2014.

Jangan heran jika kita pernah mendengar statement dari Prabowo yang kurang lebih begini "Lebih baik saya di dukung para guru dan profesor daripada didukung 100 panser dan pesawat tempur".

Dan kini, tak heran jika akhirnya saya paham kenapa Prabowo juga pernah bilang, "Kalau rakyat memberikan mandat kepada saya sebagai Presiden RI, saya ingin seperti Deng Xiaopingnya RRC".

Deng Xiaoping yang dulu pernah di fitnah dan dipecat berulang kali.

Sekian, selamat sore dan tetap MERDEKA!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun