Entah sudah beberapa kali saya mengulas perihal sikap Prabowo yang sangat menjaga tata krama dan sopan santun khas adat ketimuran. Contoh terbaru statement beliau yang menolak menerima Jokowi ke Hambalang karena menurut beliau--Prabowo harus berbalas kunjung ke tempat kediaman Jokowi setelah sebelumnya menerimanya di kediaman orangtuanya di Jakarta Selatan.
Juga entah beberapa kali saya membahas hubungan kopi dan Prabowo dalam berbagai kesempatan mau pun tulisan. Dari perihal pertemuan belaiu dengan Habibie di jerman yang secara resmi adalah acara minum "kopi" hingga kisah kopi racikan Prabowo yang sangat terkenal kelezatannya, sampai-sampai kopi setengah diwajibkan untuk para pasukannya yang hendak berlomba atau latihan. istilahnya, kopi juga berfungsi sebagai 'dopping' alami.
Nah, untuk kali ini--saya ingin membahas dua hal tersebut sekaligus.
Ceritanya begini, jum'at sore kemarin (27/2/2015) di salah satu ruang DPP Partai Gerindra diadakan sejenis class perihal coffee tasting atau belajar mencicipi kualitas kopi. Acara ini diselenggarakan oleh para kader muda, tujuan utama dari acara ini adalah melestarikan salah satu budaya kuliner khas Indonesia yaitu kopi. Acara ini juga sekaligus cara mengapresiasi salah satu produk alam terbaik Indonesia yang di akui dunia.
Nah, dipertengahan acara--mendadak terdengar kabar jika pak Prabowo akan hadir untuk melihat secara langsung kelas kopi tersebut.
[caption id="attachment_400197" align="aligncenter" width="559" caption="Prabowo dengan takzim mendengarkan penjelasan Barista Doddy Samura (dok. Pribadi)"][/caption]
Ternyata benar, tak berselang lama, beliau sudah hadir dan langsung menuju tempat acara. Menariknya, Prabowo menyalami mentor acara yaitu Doddy Samura dan langsung menyebutnya "Barista...".
Bagi yang selama ini hanya tahu seduhan kopi sachet di warung yang tentu tidak paham dengan istilah Barista. Padahal, untuk mencapai gelar  sejenis "ahli kopi" ini sangat sulit. Ada berbagai macam lisensi dan tingkatan akreditasi untuk diakui sebagai barista. Dan saya bisa membayangkan, betapa bangganya seorang ahli kopi disebut dan diakui "barista" oleh seorang tokoh besar bangsa Indonesia yang juga pecinta kopi sejati.
Kemudian, ada hal yang tampaknya kecil namun sangat besar nilainya terjadi diacara tersebut. Hal itu adalah ketika Prabowo bertanya dan menerima jawaban dari sang barista.
Perhatikan bagaimana kedua tangan Prabowo bersedekap--menunjukan apresiasi sekaligus etika sopan santun dan kondisi siap menerima informasi dari seseorang yang lebih ahli darinya. Khususnya kopi.
Padahal bagi Prabowo, petentengan dan belagu sangat memungkinkan. Apalagi acara dilaksanakan di komplek gedung miliknya. Namun nyatanya beliau memilih atau memang sudah sesuai alam bawah sadarnya untuk selalu bersikap hormat pada siapa pun tanpa terkecuali.