[caption id="" align="alignleft" width="500" caption="Gunung Rinjani"][/caption] Palembang udah, Jogja udah, Bali, udah, oh ya kemaren aku sempet liat artikel yang bagus kali aja infonya berguna jadi aku kopy paste neh, tapi gak juga ada sedikit tambahan dan ada juga pengurangan yang saya lakukan hehehe maklum saya udah kehabisan ide. Indonesia bangetkan? baiklah langsung saja kita sekarang menuju Pulau Lombok tepatnya ke Gunung Rinjani.
Pada Kepundan pegunungan (2.800mdpl) terdapat Kawah bukan sawah yang mati akibat letusan gunung Rinjani yang (diperkirakan terjadi pada zaman Plitosen <1,8 juta tahun yang lalu, BTNGR) membentuk sebuah danau yang sangat luas (1.100hA)dengan pemandangan yang indah. Danau tersebut disebut Danau Segara Anak, dari bahasa Sasak kurang lebih berarti laut kecil. Cukup menggambarkan luas dari danau tersebut. Kedalaman air danau diperkirakan sekitar 160m - 230m. Suhu air danau beragam dari sisi lain ke sisi yang lain. Air danau ada yang berbau belerang yang sangat kuat sehingga mirip seperti moffet yang sangat berbahaya tapi adapula yang berbau seperti air pegunungan. Di tengah danau Segara Anak muncul sebuah gunung baru yang disebut Gunung Baru Jari. Gunung Baru Jari ini dipercaya bertambah tinggi dalam setiap tahunnya. Curah hujan rata - rata di kawasan ini adalah 2.000ml/tahun dengan letak ketinggian dari 550mdpl - 3.726mdpl.
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) adalah salah satu ekosistem dengan tipe hujan pegunungan dan sayana yang terletak di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. TNGR ditetapkan sebagai kawasan Taman Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.280/Kpts-II/1997 dengan luas 40.000hA walaupun dilapangan luasnya lebih dari 41,000hA
Gunung Rinjani menyimpan sejumlah misteri. Salah satu misteri terbesarnya adalah Dewi Anjani. Dewi Anjani konon adalah keturunan langsung Raja Selaparang hasil dari pernikahan sang Raja dengan mahkluk halus yang bermukim di gunung Rinjani ketika beliau memohon hujan untuk daerahnya karena kekeringan panjang yang melanda Kerajaan Selaparang pada masa itu. Karena itulah sampai saat ini masyarakat Suku Sasak dan Hindhu Dharma di pulau Lombok sering melakukan ritual Mulang Pekelem yaitu ritual memohon hujan kepada Dewi Anjani dengan memberikan sesembahan berupa lempengan emas yang berbentuk segala macam mahkluk air dengan cara ditenggelamkan ke danau Segara Anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H