Pada cerpen terjemahan yang berjudul "Tersesat di Kota Kucing" ini menceritakan seorang anak laki-laki yang sedang menikmati waktu hari minggunya untuk pergi menelusuri kota Tokyo namun tanpa tujuan. Pada cerpen tersebut ia menceritakan kehidupannya bersama sang ayah. Yang berbeda cara berpikirnya dengan dia. Â Arah menuju pulang ia membuka buku yang ia bawa dari rumah yang berjudul "kota kucing". Â Frasa yang dia ambi dari cerita tersebut adalah "tempat dimana dia ditakdirkan untuk tersesat" sangat menarik perhatiannya.
Didalm cerpen terjemahan tersebut terdapat penggunaan tanda baca yang tidak sesuai yang mengakibatkan hilangnya rasa pada kalimat tersebut. Adapun salah satu contohnya yaitu pada bagian "Kunjungan pertama adalah pada saat ayah baru masuk kesana, ketika aku, sebagai satu-satunya anggota keluarga, harus berada disana untuk mengurus prosedur administrasi." Seharusnya tidak perlu ditambahkan tanda baca koma diantara kata /aku/ dan /sebagai/ Â karena pada kata sebelumnya sudah terdapat tanda baca koma /,/. Contoh yang lainnya adalah pada kalimat "semasa kecilnya, ayah sudah bekerja diladang milik kakek, bahkan di hari minggu, begitu juga dihari-hari lain pada waktu libur, dia bahkan harus libur sekolah pada saat-saat yang sibuk seperti sedang musim panen". Seharusnya pada kata milik kakek bukan tanda baca koma /./ harusnya /./.
Karena penggunaan tanda baca yang kurang tepat didalam cerpen terjemahan tersebut itu akan berpotensi menghilangkan rasa pembaca saat mendalami cerita. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H