Mohon tunggu...
srytn_
srytn_ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa

Manusia adalah makhluk yang fana, menulislah maka kamu akan abadi dalam sejarah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Emak

16 Oktober 2020   06:59 Diperbarui: 16 Oktober 2020   07:20 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mak,
di pekarangan, daun daun jati gugur dalam dekap butala cengkar
memberiku duaja
tentang bayamu yang tak lagi muda

selaksa pedih selalu merebak dari aroma dapurmu
wajah lezat masakanmu menorehkan luka luka
dinding rumah menyimpan rahasia pahitmu
hingga warna cat tak lagi cerah

saat aku masih lelap dalam pelukan subuh
terdengar hujan jatuh tepat waktu
namun saat baskara menampakkan wajahnya
tak sedikitpun tanah basah
apa sajadahmu menampungnya?

dengan apa aku membalas peluh peluhmu
selain luapan terima kasih atas cintamu yang tak bertepi
membuatku nyaman berada dalam dekapanmu
sebanyak banda yang kupunya, tak akan mampu membayar jasa jasamu

Sumenep, 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun