mak,
di pekarangan, daun daun jati gugur dalam dekap butala cengkar
memberiku duaja
tentang bayamu yang tak lagi muda
selaksa pedih selalu merebak dari aroma dapurmu
wajah lezat masakanmu menorehkan luka luka
dinding rumah menyimpan rahasia pahitmu
hingga warna cat tak lagi cerah
saat aku masih lelap dalam pelukan subuh
terdengar hujan jatuh tepat waktu
namun saat baskara menampakkan wajahnya
tak sedikitpun tanah basah
apa sajadahmu menampungnya?
dengan apa aku membalas peluh peluhmu
selain luapan terima kasih atas cintamu yang tak bertepi
membuatku nyaman berada dalam dekapanmu
sebanyak banda yang kupunya, tak akan mampu membayar jasa jasamu
Sumenep, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H