Mohon tunggu...
srytn_
srytn_ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa

Manusia adalah makhluk yang fana, menulislah maka kamu akan abadi dalam sejarah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selepas Subuh

7 Oktober 2020   06:40 Diperbarui: 7 Oktober 2020   06:52 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by Qabid at Pantai Sembilan Gili Genting

selepas subuh rindu berdiri di halaman rumahku
tersenyum tanpa dosa
di tangannya ada sekeranjang kenangan
ah sial, dia lagi
mengapa sepagi ini bertamu
aku masih belum siap menjamu

"maaf, aku diutus tuanku untuk mengantarkan ini padamu"

kuterima sekeranjang kenangan kita
lalu, gerimis perlahan jatuh dari pelupuk mata
tak apa jika aku harus merawat ini sendiri
dengan sisa sisa keteguhan hati yang kumiliki

kucoba menyeduh kopi
alih alih mengsuir kantuk dan sakit hati
namun asap yang mengepul ke udara
membingkai wajahmu, senyummu
hingga jemariku tergesa-gesa meraba ruang hampa

"ternyata aku batu untuk mencintai seseorang selain kamu"

Kamar, 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun