Mohon tunggu...
Sri Yamini
Sri Yamini Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kartini-kartini Kecil di Setiap Sekolah

26 April 2017   21:09 Diperbarui: 27 April 2017   07:00 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa hari yang lalu di setiap media masa baik elektronik, tv, facebook, washap, telegram dsb banyak poster-poster yang menampilkan seorang pahlawan wanita dari Jepara yaitu R.A.Kartini.Berkat beliau emansipasi berhasil dan membuming di belahan jagat raya. Mungkin yang membaca sangat bosan dengan kisah Ibu R.A Kartini ???

Tetapi bagi saya tidak bosan, malahan cerita yang sangat unik, inspiratif dan aktual. Di sekolahku belum mengadakan peringatan hari kelahiran ibu Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April 2017. Dengan membaca kisah ibu Kartini yaitu dengan bukunya "Habis Gelap Terbitlah Terang".Maka yang terkandung dalam buku tersebut sangat dalam bagiku.

Bahkan saya menangis karena perjuangan beliau yang penuh resiko dan tantamgan. Bagaimana perjuangan beliau agar perempuan pada jaman tersebut supaya bisa sekolah. Pada tanggal 21 April adalah bukti sejarah telah lahir pahlawan wanita yang rela berkorban untuk memajuan perempuan-perempuan di Indonesia supaya bisa sejajar dengan kaum pria dalam hal pendidikan.

Kita sebagai kaum perempuan yang sudah diperjuangkan oleh Ibu R.A Kartini untuk bisa sejajar dengan kaum pria dalam pendidikan, pekerjaannya. Kita jangan melupakan  kodrat sebagai seorang ibu yang harus mengurus rumah tangga, mengurus suami,anak2.Di setiap sekolah setiap tanggal 21 April selalu diperingati hari kelahirannya. Pada hari sabtu, 22 April 2017 di sekolah mau mengadakan kegiatan dalam memperingati hari lahir Ibu Kartini.

Tetapi sayang acara tersebut tidak terlaksana dikarenakan bpk/ibu guru ada kesibukan. Jadi acaranya diundur dulu.Sedangkan murid-muridku ada yang sudah berdandan dengan pakaian adat sunda dengan memakai busana kebaya dan samping untuk murid perempuan. Untuk anak laki-laki memakai busana pangsi. Karena tidak mau mengecewakan murid-muridku saya memberikan hiburan dengan berphoto selfi.Akhirnya mereka sangat senang dan gembira. Semoga tulisanku ada guna dan bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun