Penulis hari ini ingin berbagi cerita " Ibuku pahlawanku ". Mungkin penulis yang lain kebanyakkan menulis tentang jasa-jasa pahlawan .
Penulis juga mendoakan semoga arwah para pahlawan kita. Yang sudah berguguran di Medan perang di tempatkan di sisi Allah Subhanawataala ( di sisi Tuhan Yang Mahaesa ). Diterima iman dan Islamnya. Keluarga yang ditinggalkan menerima dengan tambah dan ikhlas.Â
Sejak bapakku meninggal dunia di bulan Desember  2014. Berarti beliau meninggalkan kami sudah mau 8 tahun ( kurang 1 bulan ). Segala urusan keluarga biasa bapak yang menyelesaikannya.Â
Tetapi setelah bapak meninggal dunia . Segala urusan dipegang oleh ibu dan diriku anak sulung ( anak paling besar ). Alhamdulillah keluargaku selalu kompak .Â
Begitu juga setelah bapak meninggal dunia . Tidak ada yang diperebutkan dari warisan peninggalan bapak. Karena sebelum meninggal dunia . Bapak sudah membagikan hartanya kepada 6 anaknya.Â
Penulis bersyukur punya keluarga yang tenang dan damai. Setiap seminggu sekali ada yang menengok ibuku di kampung. Kalau penulis pulang kampung 2 Minggu / 1 bulan sekali.Â
Di kampung ibuku ditemani oleh adik yang nomor 3 dan seorang anak yang baru sekolah di kelas 5 SD. Kita sebagai saudara menyekolahkan dan membiayai anak adikku.Â
Karena selama adikku dan anaknya mengurus ibu di kampung. Suaminya belum pernah datang. Apalagi memberi biaya untuk anak istrinya. Kebetulan bapak semasa hidupnya seorang pegawai negeri ( PNS ).Â
Jadi pas bapak meninggal dunia ibu mempunyai gajih berstatus janda. Ya...lumayan untuk membeli sembako . Untuk kebutuhan yang lain penulis berserta adik-adik membiayai keperluan rumah tangga ibuku.Â
Beliau saat ini sedang sakit struk sekitar 8 bulan yang lalu. Di bulan Pebruari 2022 kejadiannya. Setelah sholat Dhuha beliau berdiri disekaliguskan. Lalu pusing di bagian kepala.Â