Mohon tunggu...
Sri Yamini
Sri Yamini Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Penilaian Kepribadian Murid di Kelas Rendah dengan Doodle Therapy

9 April 2017   09:35 Diperbarui: 9 April 2017   09:48 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada tanggal 16-17 Januari 2016 saya mengikuti workshop yang diselenggarakan oleh guru BK SMPN 6 Cimahi. Beliau bernama Ibu Hevie Marliany,S.Pd,Kons,CHt,CGA ( Konselor,Trainer ). Dari beliau membawakan tema :Menganalisa kepribadian murid dengan gambar ( Therappy Doodle ). Ilmu tersebut saya uji coba kepada murid kelas 1 SD karena saya guru SD/Wali kelas 1 SD.ternyata dengan Therappy  Doodle ini banyak membantu dalam menyelesaikan permasalahan di kelas. Apalagi di awat tahun pelajaran baru.

Orang tua siswa dalam PPDB kadang-kadang anak yang akan masuk sekolah tidak dibawa. Setelah masuk di awal pertama anak yang berkepribadian tersebut baru kelihatan. Murid-murid kelas 1 sd pada pertama masuk bergiliran menyebutkan nama dan alamat rumah, nama orang tua,pekerjaan orang tua, jumlah saudara, anak ke berapa dsb. Dari cara berbica dan bergaul dengan teman-teman baru langsung bisa terlihat. Misalnya dalam cara berbicara, menulis, membaca dsb.

Saya langsung di minggu ke 2,3 ...mencoba memberikan kertas HVS untuk membuat gambar yang murid-murid kelas 1 senangi dan diberi warna sesuai seleranya. Dari murid yang berjumlah 35 orang ada sekitar 5 orang yang membuat gambarnya beda dengan temannya, dari memberi warna juga berbeda. Saya langsung menganalisa gambar-gambar yang 1 orang tersebut. Contoh murid-murid kelas 1 SD yang bermasalah dalam kehidupan ada 1 orang yaitu :

          DEDEN

  • Membaca suasana (Ambient )
  • Layaout koordinatif=gambar penuh
  • Pedoman umum interpretasi gamabr
  • Kiri=perasaan kerinduan pada ibu
  • Kanan =tindakan/tindakan ayah
  • Zona atas=segala peristiwa intelektual=superego
  • Zona bawah=tindakan overt=id
  • Zona tengah=ekspresi,prestasi=ego
  • Warna emosi
  • Merah=semangat,sukacita,agresif,kemarahan
  • Kuning=perasaan positif,tidak stabil emosi
  • Hijau=rasa ingin tahu,kedekatan dengan ibu,kurang percaya diri
  • Coklat=rasa aman dan tenang,keraguan,kebingungan
  • Biru=tenang,damai,cerdas,depresi
  • Posisi kertas
  • Landscape=pola parenting positif
  • Posisi gambar di kertas
  • Di atas kertas=optimis dan positif
  • Di tengah kertas=kecenderungan egois
  • Di bagian bawah=ketergantungan,cenderung negatif
  • Kiri bawah=rasa tidak aman
  • Kiri atas=keinginan memperbaiki hubungan
  • Margin
  • Margin kiri=rasa aman,kebutuhan akan ayah
  • Rapat=kebutuhan/pengaruh dari keluarga sangat tinggi,sulit untuk didekati.
  • Margin kanan=rasa ingin tahu,berkawan
  • Renggang=cepat puas diri,kurang kreatif
  • Margin atas=cita-cita,aspirasi
  • Rapat=tidak mudah menyerah
  • Margin bawah=kesadaran diri
  • Rapat=takut tenar,menyembunyikan diri
  • Arah gambar
  • Hadap kiri=mementingkan perasaan
  • Hadap depan=langsung,takut berkonflik
  • Ukuran gambar
  • Gambar terlalu besar
  • Detail gambar
  • Sedikit detail =kurang peduli pada orang lain,kurang mampu berfikir
  • Gambar manusia
  • Tanpa orang=kesepian,kurang percaya diri
  • Bentuk-bentuk geometris
  • Kotak =batasan dengan yang lain
  • Diagnosis gangguan
  • Depresif=kurang usaha
  • Gambar landscape=merusak diri
  • KESIMPULAN DEDEN ADALAH ANAK YANG :
  • Kerinduan terhadap ibu sangat tinggi dan jauh dengan ayah
  • Dalam dirinya kemarahan,kurang percaya diri.rasa aman dan kebingungan tetapi termasuk cerdas
  • Ketergantungan terhadap ibu,cenderung negatif
  • Kebutuhan dari keluarga sangat tinggi tetapi sulit untuk didekati
  • Keinginan cita-cita /aspirasi sangat baik tetapi kurang kreatif
  • Tidak suka konflik,kurang peduli terhadap orang lain.
  • Kurang mampu berpikir dan kurang percaya diri
  • Merusak diri dengan usahanya

  • Deden adalah murid yang korban dari perceraian orang tuanya.Karena ibunya tidak bekerja akhirnya Deden mengemis bersama ibu di jalanan. Deden termasuk anak yang cerdas hanya sayang ibunya kurang perhatian. Seharusnya sekarang sudah kelas 2 sd. Karena keadaan iapun keluar dari sekolah, menurut ibunya,untuk apa sekolah tinggi-tinggi , lebih baik mengemis yang bisa menghasilkan uang setiap hari.deden setiap hari harus setor uang Rp 25.000/hari, kalau tidak mendapatkan uang tersebut dipukuli dan tidak diberi makan oleh ibunya.

  • Dari kedua kasus tentang Zaskia dan Deden  sangat memprihatinkan karena masih ada anak bangsa yang membutuhkan bantuan. Saya selaku gurunya sudah berusaha untuk membantu kehidupan mereka. Alhamdulillah Zaskia masih sekolah sekarang sudah kelas 2 SD. Hanya sayang Deden tidak bisa diselamatkan karena ibunya tidak mendukung untuk sekolah. Padahal tidak apa-apa mengemis juga.Masuk sekolah pagi, nanti mengemis siang hari dan sebaliknya. Saya tidak bisa memphoto gambar buatan Zaskia dan Deden sudah dibuang, karena kasus ini sudah 1 tahun yang lalu. Semoga tulisanku ada guna dan manfaatnya bagi orang tua dan murid untuk mendukung pendidikan dalam mencapai cita-cita di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun