Di samping itu, sikap suka membantu orang lain juga akan menolong orang dalam memecahkan sebagian urusan hidupnya. Adapula sikap tegas yang akan menjadikan seseorang memiliki prinsip hidup dan disegani.Â
Kemudian sikap bekerja keras membawa akan membawa seseorang keberhasilan. Dengan demikian, seseorang dengan pribadi mulia akan mendorong orang tersebut memiliki perilaku bermoral.
Aristoteles pun menekankan bahwa manusia dapat mencapai kebahagiaan melalui tindakan yang mengaktualisasikan potensi dalam diri seseorang. Dengan kata lain, kebahagiaan seseorang dapat dicapai melalui usaha pengembangan diri (Grcic 2013: 416).Â
Teori ini juga menjelaskan bahwa memiliki pribadi mulia bukanlah sesuatu yang bersifat alamiah, maksudnya manusia tidak dilahirkan dengan sifat baik atau jahat.
Meskipun demikian, teori ini dapat menjadi panduan bagi seseorang dalam mewujudkan kehidupan yang damai bersama pada masyarakat.
Physical Distancing sebagai bentuk Etika di kala Pandemi Covid 19?
Setelah membahas tentang Physical Distancing dan etika, saya mencoba untuk menjawab pertanyaan yang muncul dalam benak. Apakah terdapat keterkaitan antara Physical Distancing dan etika? Apakah Physical Distancing  dapat dikategorikan sebagai etika? Apakah pemberlakuan Physical Distancing tidak melanggar etika yang telah ada di masyarakat?
Apabila saya ulas kembali tentang pengertian dan teori etika, dapat diketahui bahwa Physical Distancing memiliki keterkaitan dengan etika di kala pandemi Covid 19 ini.
Physical Distancing bahkan dapat dikategorikan suatu etika. Mengapa saya berpendapat demikian?
Hal ini dikarenakan ketika masyarakat melakukan Physical Distancing, itu artinya masyarakat telah melakukan kewajiban yang dianjurkan oleh Pemerintah.Â
Hal ini sesuai dengan pengertian etika yaitu perilaku seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Dari sisi teori etika, Physical Distancing tergolong pada Teori Deontologi. Mengapa saya sebut demikian?