Mohon tunggu...
sriwimerta
sriwimerta Mohon Tunggu... Auditor - Mengejar Kereta Api

Seorang working mom yang memiliki 1 suami dan 2 anak laki-laki.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Physical Distancing, Bentuk Etika di Kala Pandemi Covid-19

17 April 2020   01:18 Diperbarui: 18 April 2020   10:02 4430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian dan Teori Etika

Saat ini, saya merupakan mahasiswa Magister Akuntansi di salah satu universitas negeri. Semester ini, saya mendapat mata kuliah yang mempelajari tentang etika. Apa itu definisi etika?

Istilah etika berasal dari Bahasa Yunani yaitu “ethice” yang artinya adalah perilaku seseorang, adat istiadat, kebiasaan, watak, perasaan batin, dan kecenderungan hati untuk melakukan suatu perbuatan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya. Ada tiga pendekatan terkait teori etika yang dikemukakan oleh beberapa filsuf antara lain :

1. Pendekatan “Ends Justify the Means” merupakan pendekatan teori etika yang berfokus pada hasil daripada prosesnya. Pada pendekatan ini, dalam mengambil keputusan pun hanya melihat hasil di masa mendatang tanpa mempertimbangkan proses yang terjadi.

Dalam pendekatan ini, terdapat tiga teori yang tergolong di dalamnya. Namun pada pembahasan kali ini, saya hanya menjelaskan dua teori yaitu Egoisme dan Utilitarianisme.

●  Egoisme

Bila kita mendengar kata egoisme, makna yang tersirat terasa negatif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi egoisme ada dua yaitu:

1. tingkah laku yang didasarkan atas dorongan untuk keuntungan diri sendiri daripada untuk kesejahteraan orang lain; 2. teori tentang segala perbuatan atau tindakan selalu disebabkan oleh keinginan untuk menguntungkan diri sendiri.

Dari definisi di atas, begitu jelas bahwa tingkah laku seseorang berfokus pada diri sendiri. Namun beberapa psikolog memaparkan bahwa setiap pribadi perlu mencintai dan menghargai diri untuk mencapai prestasi dan penghargaan atas pribadi sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun