Mohon tunggu...
sriwimerta
sriwimerta Mohon Tunggu... Auditor - Mengejar Kereta Api

Seorang working mom yang memiliki 1 suami dan 2 anak laki-laki.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Physical Distancing, Bentuk Etika di Kala Pandemi Covid-19

17 April 2020   01:18 Diperbarui: 18 April 2020   10:02 4430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi via masimip.com 

Menurut Pimpinan Teknis WHO, Dr. Maria Van Kerkhove dalam konferensi pers di Jenewa pada tanggal 18 Maret 2020, bersama Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Direktur Eksekutif Program Kedaruratan, Dr. Michael Ryan, menyatakan, “Saya ingin menambahkan, Anda mungkin pernah mendengar kami menggunakan istilah Physical Distancing, bukan Social Distancing

Salah satu hal yang perlu disoroti bersama, yaitu apa yang dikatakan Mike tentang menjaga jarak fisik dari orang. Diharapkan kita dapat mencegah virus agar tidak berpindah dari satu ke yang lain. Ini poin yang sangat penting.

Namun dalam hal ini, tidak berarti bahwa kita secara sosial harus memutuskan hubungan dari orang yang kita cintai, dari keluarga kita”.

Dari pernyataan di atas, saya dapat memaknai bahwa Physical Distancing adalah menjaga jarak fisik. Berdasarkan penjelasan lebih lanjut diketahui bahwa jarak yang ditentukan WHO adalah sejauh satu meter bahkan lebih antara satu orang dengan orang yang lain.

Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menambahkan pernyataan “Tindakan Physical Distancing, seperti membatalkan acara olahraga, konser dan pertemuan besar lainnya dapat membantu memperlambat penularan virus.

Hal ini juga dapat mengurangi beban pada sistem kesehatan. 

Selain itu, masyarakat yang melakukan Physical Distancing dapat membantu dunia dalam membuat pandemi (Covid 19) dikelola dengan baik, dan memungkinkan tindakan pencegahan sesuai target dan terfokus.

"ari pernyataan di atas, saya berpendapat, bahwa WHO mengajak kita untuk peduli dengan situasi darurat ini. Karena sesungguhnya Physical Distancing tidak serta merta membuat hubungan sosial kita dengan orang lain renggang. Apalagi di era revolusi 4.0 ini, kita tetap dapat menjalani komunikasi dengan siapapun melalui berbagai media digital.

Saya juga memaknai bahwa istilah Physical Distancing bukan hanya menjaga jarak fisik, tetapi masyarakat disarankan untuk membatasi diri dari keramaian. Tidak membuat kerumunan dalam mengurangi penyebaran virus Covid 19 yang semakin meluas juga perlu dilakukan. 

Sepeti nongkrong bersama teman di kafe atau buat arisan di mall juga sebaiknya dihindari. Hal ini pun sesuai anjuran pemerintah di berbagai negara, untuk tetap tinggal diam di rumah bila tidak ada keperluan mendesak.

Nah, mengapa Physical Distancing menjadi populer?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun