Mohon tunggu...
Rosa Sri Widiyati
Rosa Sri Widiyati Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Stay unique, be different, and don't change your ways.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Puncak Kebutuhan Manusia Menurut Maslow

12 November 2021   22:54 Diperbarui: 12 November 2021   22:58 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abraham Maslow adalah seorang tokoh psikologi humanistik. Maslow memaparkan teori penting berkaitan dengan hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia itu merupakan motivasi dari tingkah laku manusia tersebut. Kebutuhan-kebutuhan itu memiliki tingkatan dari yang paling rendah sampai ke tingkat yang tinggi. Untuk mencapai kebutuhan yang tertinggi, kebutuhan di tingkat yg rendah harus sudah terpenuhi terlebih dahulu.

Teori Kebutuhan Maslow merupakan teori tentang kebutuhan dasar manusia yang meiliki lima tingkatan kebutuhan dasar, yaitu:

1. Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)

Ini merupakan kebutuhan tubuh secara biologis, seperti makanan, minuman, tidur, oksigen, dan sebagainya. Kebutuhan fisiologis ini menjadi kebutuhan dasar pertama manusia. Kebutuhan ini harus terpenuhi sebelum masuk ke kebutuhan selanjutnya. 

Jika kita aplikasikan ke dunia Pendidikan, kebutuhan fisiologis Maslow seperti menyediakan makan siang gratis, ruang kelas yang berukuran memadai dengan temperatur yang nyaman, dan sebagainya. Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, maka akan naik ke kebutuhan berikutnya, yaitu kebutuhan rasa aman.

2. Kebutuhan rasa aman (Safety/Security Needs)

Kebutuhan rasa aman ini muncul setelah kebutuhan fisiologisnya terpenuhi. Kebutuhan rasa aman meliputi perlindungan dari kriminalitas, penyakit, bencana alam, kegagalan, dan sebagainya. 

Dalam dunia Pendidikan, kebutuhan rasa aman ini seperti sikap guru yang menyenangkan dan mampu menerima murid tanpa menghakimi. Ini membuat siswa merasa aman. Guru bisa memberikan pujian atau ganjaran terhadap perilaku positif. Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, maka akan naik ke kebutuhan berikutnya, yaitu kebutuhan cinta, sayang, dan kepemilikan.

3. Kebutuhan cinta, sayang dan kepemilikan.

Menurut Maslow, manusia berusaha mengatasi rasa kesepian atau kesendirian. Rasa cinta, kasih sayang dan rasa memiliki menjadi satu kebutuhan penting. Kebutuhan ini mencakup dorongan rasa dibutuhkan orang lain, kebutuhan untuk dicintai, memiliki pasangan, bersosialisasi di masyarakat, dan sebagainya. 

Dalam dunia Pendidikan, kebutuhan ini dapat dipenuhi seperti melalui figur guru yang berkepribadian peduli, empatik, sabar, adil, terbuka dan bisa menjadi pendengar yang baik bagi siswa. Dengan guru bisa memahami, menghormati dan menghargai siswanya maka akan timbul rasa dicintai dan disayangi oleh orang lain. Setelah kebutuhan ini terpenuhi maka akan timbul kebutuhan esteem.

4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs)

Kebutuhan Penghargaan ini didasari bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk dihormati oleh orang lain, dipercaya oleh orang lain, dan stabil diri. Kebutuhan ini mencakup dorongan rasa dibutuhkan orang lain, kebutuhan untuk dicintai, memiliki pasangan, bersosialisasi di masyarakat, dan sebagainya. Ketika kebutuhan ini sudah dicapai maka tingkat percaya diri seseorang tersebut juga akan meningkat dan memiliki harga diri yang tinggi. 

Apabila kebutuhan esteem ini tidak bisa dicapai, maka orang menjadi depresi, tidak percaya diri, harga diri rendah, dan merasa tidak berharga atau berguna. Dalam dunia Pendidikan, pemenuhan kebutuhan penghargaan ini bisa dilakukan dengan mengembangkan sistem pembelajaran dan iklim kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga setiap siswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling merendahkan, memiliki sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik. Setelah kebutuhan ini terpenuhi, maka kebutuhan selanjutnya adalah kebutuhan aktualisasi diri.

5. Kebutuhan aktualisasi diri (Self-Actualization Needs)
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk untuk mengoptimalisasi potensi dirinya mulai dari sisi cita-cita, keinginan, kreativitas, dan kematangan mental untuk bertanggung jawab terhadap pilihan yang ia putuskan sendiri. Ini merupakan puncak dari kebutuhan manusia. Sebagai contoh, seorang musisi harus bermusik, seorang seniman harus melukis, seorang penari harus berlatih gerak, dan lainnya. Dalam dunia Pendidikan, untuk mencapai kebutuhan ini, guru bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan yang terbaik dengan menggali potensi yang dimiliki siswa tersebut dalam kegiatan yang bisa mengekspresikan diri dan kreativitas siswa tersebut.

Dengan tingkatan yang ada di dalam Teori Maslow ini, kita bisa menyimpulkan bahwa dengan mengikuti tingkatan-tingkatan yang ada maka hidup kita akan lebih terarah. Dimulai dari kebutuhan yang dasar sampai akhirnya sampai pada puncaknya yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun