Saya harus banyak belajar dan berlatih dalam menghadirkan diri saya seutuhnya, sehingga bisa lebih focus dalam mendengarkan coachee, dan juga coach pada saat saya berperan sebagai supervisor. Sayapun harus lebih bisa mengontrol diri saya untuk lebih sabar dan responsive pada setiap jawaban atau cerita yang disampaiakan oleh coachee itu sendiri. Sehingga saya ke depannya mampu mengajukan pertanyaan yang lebih difahami dan dan lebih bisa menggali potensi diri pada coachee.
B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
Program Pendidikan Guru Penggerak menyiapkan kita untuk menjadi seorang kepala sekolah. Sebagai kepala sekolah, tentunya tidak akan terlepas dengan tugas supervisi akademik. Supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah. Rangkaian supervisi akademik ini digunakan kepala sekolah untuk mendorong ruang perbaikan dan pengembangan diri guru di sekolahnya. Pendekatan yang digunakan dalam Supervisi Akademik diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan, agar pengembangan diri dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah. Salah satu pendekatan yang memberdayakan adalah coaching.
Jadi harapan saya ke depannya sebagai CGP adalah saya mampu membaca situasi kelas dan sekolah, tantangan apa yang ada, peluang dan potensi apa saja yang dapat dimunculkan pada setiap pendidik dan peserta didik. Saya akan mencoba mengenalkan materi coaching kepada komunitas praktisi di sekolah saya, sehingga ke depannya kita bersama-sama dapat melakukan praktik coaching kepada rekan guru dan juga siswa untuk mencari tahu dan menggali potensi diri yang ada pada mereka demi kemajuan pendidika di sekolah saya.
C. Membuat keterhubungan
Keterkaitan materi modul 2.1 tentang Pembelajaran Berdiferensiasi dan modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), jika dihubungkan dengan materi coaching maka pembelajaran berdiferensiasi dimana guru harus berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang terdiri dari kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar siswa.
Langkah untuk memetakan kebutuhan individu siswa tersebut, guru bisa berperan sebagai coach untuk melakukan proses coaching dengan siswa sebagai coachee. Hal tersebut mampu mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri siswa sehingga akan menemukan cara terbaik dalam memenuhi kebutuhan individu siswa.
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) yang harus dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah untuk menumbukan kompetensi tentang kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab pada diri siswa. Proses coaching sejalan dengan PSE karena kompetensi sosial emosional tersebut dapat diterapkan oleh guru dalam proses coaching kepada siswa.
Salah satu referensi yang dapat kita gunakan untuk mengajukan pertanyaan berbobot hasil dari mendengarkan aktif yaitu RASA yang diperkenalkan oleh Julian Treasure. RASA merupakan akronim dari Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask.
a. R (Receive/Terima)
b. A (Appreciate/Apresiasi)