Mohon tunggu...
sri wedari
sri wedari Mohon Tunggu... -

extraordinary silent reader

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Si Bapak Satu Ini

2 Juli 2014   02:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:54 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya tidak mengerti kenapa anda akhirnya memutuskan untuk maju pada perhelatan 5 tahunan ini. Saya tidak mengenal anda secara dekat. Saya juga baru tertarik dengan siapa anda setelah anda banyak diberitakan banyak media dan dibicangkan banyak orang.

Akhirnya, saya memutuskan untuk mengenal anda lebih dekat, dengan cara apapun, yang tentu saja, halal dan sopan.

Saat bapak masih menjadi seorang warga negara biasa, sedikit yang saya ketahui memang. Tapi, semoga saja sumber yang saya ketahui memberitakan hal yang sebenarnya, karena saya mulai "jatuh cinta" dengan segala pemberitaan tentang anda.

Dari situ, saya menyimpulkan bahwa anda memang sederhana. Latar belakang yang memang bukan siapa-siapa, yang memang merintis dari bawah, dengan segala jerih dan upaya menjaga kelangsungan hidup keluarga, sangat saya pahami. Mungkin tidak sekeras hidup yang anda jalani, tapi, saya mengerti. Membayangkannya, tanpa harus melihat televisi, merasakannya tanpa harus jauh terlibat dalam cerita melodi.

Anda tegas, dalam mengambil setiap keputusan. Namun tidak mengambil keuntungan dari itu. Mungkinkah itu wujud dari pengalaman anda? sepertinya.

Anda bijaksana dalam mengambi keputusan, apa itu wujud perlakuan yang tidak seharusnya anda terima di masa lalu, sehingga anda tidak ingin hal tersebut menimpa masyarakat yang lain.

Ketika banyak isu yang rajin memberitakan tentang anda, saya turut rajin mencari apa yang tidak timbul dalam setiap media itu. Hanya ingin mencari tahu apa kata orang lain yang tidak ada di televisi.Karena biasanya yang sembunyi-sembunyi itu lebih jujur dari yang terlihat atau diperlihatkan.

Saya ini masih termasuk swing voters, atau mungkin seorang undecided voters.

Tapi untuk informasi bagi anda, debat yang anda datangi di hotel-hotel itu sangat membantu saya. Tentu saja untuk menetapkan pilihan, sekedar ikut membantu membawa perubahan, lewat pilihan yang saya Amini ini.

Jika melihat rekam jejak anda dalam memimpin sebuah daerah, terutama kota yang terdapat dua keraton di dalamnya itu. Saya tidak heran jika anda didaulat untuk memimpin kota yng lebih "sulit". Ketika anda sudah berada disana, memimpin jutaan rakyat yang berbeda pola, tingkah, sifat dan perilaku. Tentu saja, berbeda pola pikir dan kepentingan hati. Anda sekali lagi menunjukan performa yang cukup baik, kenapa hanya cukup baik dari saya? karena anda belum "diizinkan" untuk bekerja lebih maksimal lagi disana. Mungkin pekerjaan yang anda tinggalkan adalah "berkah" untuk orang lain, agar mampu juga memperlihatan kepiawaiannya dalam memanage sebuah birokrasi sulit. Mari kita semangati dia.

Menanggapi kepindahan anda yang terlalu cepat dari satu tempat ke tempat lainnya, saya rasa tidak perlu sinis. Karena menurut saya, bukan anda yang meninggalkan, tapi diminta untuk menolong hal lain, yang sekali lagi lebih rumit untuk ditangani oleh orang "biasa". Saat anda meninggalkan pun, saya melihat selalu ada orang-orang hebat yang tepat untuk mengambil alih tugas tersebut. Saya ikut bersyukur soal itu, soal orang-orang tepat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun