Pada hari Ahad puasa ke delapan bulan ramadan, saya berkesempatan mengunjungi kota Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.
Dari Pekanbaru saya dan teman berangkat pada pukul 13 siang dan tiba di sana jam 5.30 sore. Setelah sampai di hotel meletakkan barang, kami melakukan ngabuburit sambil melihat jajanan di kota yang terkenal penghasil ikan ini.
Salah satu yang menarik perhatian kami adalah sebuah tandan buah cantik bewarna kecokelatan berbentuk bunga yang di pajang di depan gerobak minuman. Di sana bertuliskan Es buah Nipah.
Saya sebelumnya tidak mengetahui buah itu dan rasanya baru pertama lihat. Teman saya yang memang berasal dari Tembilhan, mengaku mengetahui buah nipah. Tetap saja kami yang belum penasaran dan ingin mencoba minuman tersebut. Setelah melakukan pemesanan, penjual mengambil kapak untuk membuka buah yang memiliki batok keras ini.
Saya mengabadikan momen ini, mereka mengingatkan jangan terlalu dekat karena getahnya sangat permanen jika mengenai baju. Setelah mereka meracik minuman dengan berbagai bahan agar-agar dan jeli, buah selasih, dan sirup sesuai pilihan pembeli. Saya memilih rasa leci, teman saya rasa pandan.
Masing-masing kami telah menenteng gelas es nipah sebagai takjil. Ketika waktu berbuka sudah masuk kami mencicipi Es Nipah tersebut. Rasanya enak, seperti menggigit daging kelapa muda. Bentuk dan tekstur sangat mirip buah kolang kaling.
Berbuka hari itu merasa mendapat kepuasan tersendiri karena telah mencoba sesuatu yang baru. Sayangnya, buah ini tidak dijual banyak seperti kolang kaling yang bertebaran saat puasa.
Ketika saya membuat story tentang buah nipah, ada teman yang berasal dari Kota Dumai, bahwa buah ini juga ada di sana, disebut es Tematu. Lucunya, ia mengatakan belum mencicipi buah ini bahkan dikampungnya dibiarkan begitu saja.
Mengutip dari laman wikipedia, Nipah adalah sejenis palem yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang surut di tepi laut. Wajar jika teman-teman saya dari tembilahan dan Dumai mengetahui buah ini karena daerah tersebut dekat laut.
Nipah tidak hanya diambil buahnya. Ternyata daun nipah yang sudah tua dijadikan sebagai atap tradisional. Daun nipah muda dapat digunakan untuk dinding rumah yang disebut kajang. Selain itu, dapat dianyam untuk membuat tikar, tas dan topi. Zaman dulu, pucuk nipah dapat dijadikan daun rokok.
Tangkai daun dan pelepah nipah dapat digunakan sebagai bahan bakar yang baik dan bisa dijadikan bahan dasar pembuatan kertas bubuk. Selain itu, nipah dapat juda disadap niranya untuk dijadikan gula (palm sugar).
Nah teman-teman, apakah di tempat kamu juga ada buah ini? Silahkan dicoba
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H