Mohon tunggu...
Sri Wangadi
Sri Wangadi Mohon Tunggu... Penulis - 📎 Bismillah

📩 swangadi27@gmail.com 🔁 KDI - BTJ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tak Pantas Disebut Guru, Herry Wirawan Perkosa Santriwati Meski Sedang Menstruasi

13 Desember 2021   07:46 Diperbarui: 13 Desember 2021   07:50 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Thinkstockphotos via KOMPAS

Seseorang pantas disebut guru jika tugas yang dilakukan adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan anak didiknya kepada kebaikan.

Bagaimana jika yang dilakukan seorang guru malah sebaliknya. Seperti kasus Herry Wirawan yang tega memperkosa santriwati di pondok pesantren miliknya.

Saya sampai tidak sudi menulis kata guru untuk mengawali nama Herry Wirawan. Sangat tidak patut menempatkan gelar guru dalam namanya. Sungguh mencoreng nama baik dari guru.

Dia bukan guru, dia penjahat seksual berkedok guru. Penjahat yang merusak anak-anak masa depan bangsa tidak pantas disebut guru.

Ironisnya, Herry Wirawan memperkosa santri dalam kondisi apapun. Termasuk, santriwati yang dalam keadaan menstruasi.

Melansir dari laman kumparan, dalam surat dakwaan jaksa menyebut salah satu korban bahkan dipaksa untuk melayani nafsu bejatnya meski sedang haid.

"Ketika anak korban sedang haid terdakwa dengan cara paksa dan kasar terus menyuruh anak korban untuk terus melayani nafsu bejat terdakwa untuk berhubungan intim," demikian bunyi dakwaan.

Kekerasan seksual terhadap anak bukanlah tindakan yang dianggap sepele. Dampaknya bukan hanya dirasakan pada saat ini saja namun juga dimasa mendatang.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana trauma yang dialami oleh korban. Kekerasan seksual merupakan tindakan yang tidak hanya melukai fisik namun juga psikis.

Berhubungan seksual yang dilakukan dalam keadaan menstruasi tidak hanya melanggar hukum agama namun juga berbahaya bagi kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun