Ketegangan Amerika Vs Iran nampaknya semakin memanas saja. Isu mengenai adanya perang dunia III pun semakin memanjang ke depan, sebagai buah akibat dari serangan drone Amerika Serikat (AS) terhadap Jenderal Iran Qasem Soleimani.
Dunia maya pun diramaikan dengan kemungkinan terjadinya perang dunia III sebagai buntut dari terbunuhnya Soleimani, pimpinan yang dikenal sebagai komandan militer yang disegani di negara Iran tersebut.
Melansir dari laman cnbcindonesia.com, sebagai langkah baru, negara Iran berupaya menghadiakan uang sebesar US$ 80 juta atau sekitar Rp. 1,1 triliun bagi siapapun yang bisa mendapatkan kepala presiden 45 AS tersebut. Hal ini diumumkan secara resmi dalam sebuah pidato, ketika pemakaman Jenderal Iran Qasem Soleimani disiarkan di tv.
Apakah ini merupakan pertanda akan adanya perang dunia ke-III?
Seperti yang tercatat dalam sejarah, Perang Dunia I dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya yang menjadi penyebab khusus adalah terbunuhnya Archduke Frans Ferdinand, pewaris tahta kerajaan Austria-Hongaria. Pada Juni 1914, kelompok teroris Serbia-nasionalis yang disebut tangan hitam mengirim kelompok untuk membunuh Archduke. Kematian Archduke menjadi pemicu serangkaian kejadian yang memicu pecahnya kongsi antar negara.
Austria-Hongaria pun mendeklarasikan perang terhadap Serbia. Ketika Rusia melakukan pergerakan dalam hal pertahanan aliansi dengan Serbia, Jerman menyatakan perang terhadap Rusia. Maka dimulailah perluasan perang untuk memasukkan semua yang terlibat dalam aliansi pertahanan bersama.
Berangkat dari catatan sejarah tersebut, hilangnya Nyawa Soleimani banyak dikaitkan dengan akan adanya Perang Dunia ke III, akibat pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran yang menyatakan akan melakukan pembalasan terhadap Amerika Serikat.
Jikalau terjadi perang dunia ke III yang disebabkan konflik antar 2 negara ini (naudzubilahi min dzalik, jangan sampai deh, amit-amit), tapi kita berandai-andai saja, apakah Indonesia berpotensi ikut terlibat atau tidak? jika terlibat, Indonesia akan berada dipihak mana?
Sebenarnya, dalam rangka apa Indonesia memilih salah satunya? Berada di pihak Amerika maybe lebih memungkinkan daripada berada di pihak Iran. Karena negara Iran yang mayoritas penganut syiah, sudah pasti akan banyak dibenci oleh orang-prang Indonesia.
Bagaimana dengan Amerika? Ya boro-boro Amerika mau dibantu sama Indonesia. Negara China yang katanya sahabatan sama Indonesia kan merupakan musuh bagi Amerika. Ya, kemungkinannya kecil lah mau dibantu sama Amerika, mungkin akan lebih banyak kecurigaannya daripada harus menerima bantuan dari Indonesia.