Mohon tunggu...
Sri Wangadi
Sri Wangadi Mohon Tunggu... Penulis - 📎 Bismillah

📩 swangadi27@gmail.com 🔁 KDI - BTJ

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Polemik Novel Baswedan di Tengah Kisruh Jiwasraya

30 Desember 2019   11:53 Diperbarui: 30 Desember 2019   12:00 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soal teriakan "pengkhianat" yang dilontarkan oleh salah satu tersangka penyerang Novel Baswedan, mengandung makna tersembunyi dan butuh analisis yang serius untuk mencerna kata pengkhianat sebagai petunjuk dalam menemukan motif pelaku yang sebenarnya.

"Tolong dicatat, saya nggak suka sama Novel karena dia pengkhianat!" ujar tersangka RB dengan nada tinggi kepada wartawaan yang mengerumuninya.

Ditengah ramainya polemik tersangka RB dan RM mengenai motif pelaku yang masih menjadi tanda tanya besar, ada sengkarut Jiwasraya yang bermasalah pada neraca keuangannya. Bahkan ada yang mengkaitkan terungkapnya penyiram air Novel diduga untuk menutupi kasus Jiwasraya.

Perusahaan Pelat Merah PT Asuransi Jiwasraya (persero), agaknya semakin melebar ke mana-mana. Kabar terbaru mengenai kasus ini adalah dana Jiwasraya dipakai untuk kampanye Joko Widodo dalam Pilpres 2019 yang lalu.

Jika kita kupas lebih jauh masalah perusahaan ini, Jiwasraya memang mengalami persoalan keuangan sudah sejak lama, bahkan sebelum pemilihan presiden berlangsung. Jadi, agaknya kurang pas rasanya jika masalah Jiwasraya ada kaitannya dengan Pilpres.

Tekanan likuiditas yang membelit didalam Jiwasraya tentunya bisa menjadi petaka yang buruk bagi catatan dalam pemerintahan Jokowi saat ini, karena bisa mengurangi kepercayaan pemegang polis dan tentunya akan berdampak penilaian negatif terhadap asuransi jiwa yang ada.

Ketidakmampuan perseroan untuk membayar alias gagal bayar kepada nasabah tentunya menjadi persoalan besar, baik dalam segi internal perusahaan sendiri, maupun dalam tubuh pemerintahan yang menaunginya.

Ditengah caruk-maruk yang belum usai terhadap kondisi keuangan yang menimpa perusahaan pelat merah ini, muncullah berita baru yang sudah lama dinantikan oleh publik terkait kasus penyiraman Novel Baswedan.

Setelah lebih dari dua tahun lamanya, tersangka penyiraman terhadap penyidik KPK tersebut akhirnya terungkap, namun motif pelaku yang masih membingungkan menjadi sebuah polemik baru dalam kasus ini.

Catatan akhir tahun yang sungguh luar biasa bagi pemerintahan saat ini. Kasus Jiwasraya yang belum ada progres hingga polemik kasus Novel yang menimbulkan narasi baru, menjadi kado akhir tahun yang mungkin bisa menjadi resolusi tahun 2020 bagi pemerintah, agar lebih semangat dalam menyelesaikan kasus yang masih menggantung dalam tubuh pemerintahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun