Mohon tunggu...
Sri Wangadi
Sri Wangadi Mohon Tunggu... Penulis - 📎 Bismillah

📩 swangadi27@gmail.com 🔁 KDI - BTJ

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Meradang ala Donald Trump Usai Dimakzulkan oleh DPR

19 Desember 2019   13:20 Diperbarui: 19 Desember 2019   13:29 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donal Trump | foto : apnews.com

Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru saja selesai dimakzulkan oleh DPR AS melalui voting yang dilakukan pada Rabu sore waktu setempat, atau Kamis (19/12/2019) hari ini untuk waktu Indonesia. Hasilnya, mayoritas anggota DPR sepakat atau setuju untuk memakzulkan Trump.

Melansir dari AFP dan New York Times via detiknews, kamis (19/12/2019), voting digelar terhadap dua dakwaan pemakzulan yang dijeratkan terhadap Trump, yakni penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi Kongres AS.

Dari total 435 anggota DPR AS yang mengikuti voting, 230 suara menyetujui dakwaan penyalahgunaan kekuasaan terhadap Trump, sementara ada sekitar 197 suara lainnya menolak dakwaan tersebut. Tulsi Gabbard (salah satu anggota DPR), memilih abstain.

Akibat voting yang dilakukan oleh DPR Amerika Serikat, Donald Trump seketika berkicau di akun twitter miliknya @realDonaldTrump, dengan caption huruf kapital yang dibumbuhi dengan nada kesal:

"SUCH ATROCIOUS LIES BY THE RADICAL LEFT, DO NOTHING DEMOCRATS, THIS IS AN ASSAULT ON AMERICA, AND AN ASSAULT ON THE REPUBLICAN PARTY!!!!"

Yang artinya "Sungguh kebohongan kejam dari para radikal sayap kiri, demokrat yang tidak bisa apa-apa. Ini adalah penyerangan terhadap Amerika, dan serangan terhadap partai Republik", kicau Trump yang diakhiri dengan tanda seru (!) sebanyak empat kali.

Pada beberapa unggahan lainnya, Trump meretweet beberapa cuitan yang mendukung dirinya.

Mengapa Trump banyak dibenci, bahkan oleh warganya sendiri?

Ibarat kata pepatah, eh pepatah atau bukan sih, entahlah. Intinya saya pernah mendengar sebuah nasehat yang bunyinya kira-kira seperti ini "jangan terlalu mencintai seseorang", karena jangan sampai rasa cinta yang berlebih akan mengubah rasa cinta yang kita miliki, sehingga timbul lah cinta jadi benci". Atau malah, ada juga sebaliknya, berawal dari benci makan timbul lah benih-benih cinta.

Ya, kita tidak sedang membahas cinta-cintaan bak orang lagi kasmaran, tapi kalau mau dihubung-hubungkan bisa juga sih. Mungkin sekelompok orang yang membenci Trump adalah berawal dari rasa kecewa orang-orang yang mencintanya, atau bisa juga memang sudah benci dari awal pada sosok Trump.

Bagaimana melihat perbedaan antara warga yang membenci Trump dan mereka yang tetap bertahan dengan pemerintahan Trump? Apakah antara mereka memang mencintai Trump atau hanya memberikan toleransi dengan keberadaan dan sikap Trump? Apakah pembelaan Trump dicuitan twitternya akan merubah pandangan publik terhadapnya? Tergantung dari sudut mana penilaian dan pandangan masing-masing oleh setiap individu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun