Sama-sama memiliki nama belakang Baswedan, ternyata Anies dan Novel Baswedan memiliki hubungan kekerabatan sebagai saudara sepupu, cucu dari salah satu orang yang berpengaruh di Republik Indonesia, A.R. Baswedan. Hal ini terungkap melalui informasi dari wikipedia.
Sebelumnya, Anies selaku Gubernur DKI Jakarta, tiba-tiba banyak dikomentari oleh berbagai pihak, terkait polemik penyusunan APBD DKI Jakarta. Mulanya, masalah tersebut diungkapkan oleh Anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi PSI, William Aditya Sarana melalui unggahan twitter nya terkait adanya anggaran yang menurutnya janggal. Buntut dari polemik tersebut belum usai sampai saat ini.
Baca: Kala E-Budgeting Mampu untuk Berbicara
Kini, sepupu Anies Baswedan, yaitu Novel Baswedan disudutkan soal tuduhan rekayasa oleh seorang politisi PDI-P Dewi Tanjung yang melaporkan ke Polda Metro Jaya soal dugaan penyebaran berita bohong melalui media elektronik.
Seperti dilansir dari laman kompas, menurut Dewi, Novel telah merekayasa peristiwa penyiraman air keras oleh orang tak dikenal pada kejadian 11 April 2017 silam. "Ada beberapa hal janggal dari semua hal yang dialami, dari rekaman CCTV, bentuk luka, perban, dan kepala yang diperban. Tapi, tiba-tiba malah mata yang buta," kata Dewi, Rabu (6/11/2019).
Ada Apa dengan Dua Baswedan Saat Ini?
Dulu, dua orang Baswedan ini sangat banyak dikagumi oleh berbagai kalangan. Anies dipuja sebagai pemimpin yang tegas dan berani, Novel selaku penyidik KPK didukung dan dinantikan keadilannya oleh banyak pihak terkait kasus penyiraman air keras yang menimpa dirinya sekitar 2 tahun yang lalu.
Menjelang akhir tahun, biasanya orang-orang akan menyusun berbagai rencana atau ancang-ancang mengenai liburan bersama dengan orang-orang tercinta, sembari refleksi, merenung atau sekedar menyusun resolusi yang akan dicapai pada pergantian tahun mendatang.
Mungkin berlaku juga bagi Anies dan Novel. Polemik yang menimpa dua figur ternama ini sedang mencari kebenaran yang sesungguhnya, bukan semata-mata mencari siapa yang benar atau siapa yang salah, tapi lebih mengungkap kebenaran yang sesungguhnya. Kebenaran yang dinantikan oleh berbagai pihak, baik yang hanya sekedar penasaran atau benar-benar menginginkan keadilan yang seharusnya.
Konsep benar dan salah adalah tergantung dari sudut mana kita memandang. Jika manusia mempertahankan kebenaran masing-masing, tidak ada yang bisa mengatakan bahwa itu salah atau itu benar. Karena cara pandangnya yang berbeda, tergantung dari sisi mana ia melihat atau bagaimana cara ia merasakannya.
Itulah sering kita temui dalam kehidupan bermasyarakat, terlebih di media sosial saat ini, mengenai perbedaan argumen yang dilontarkan di linimasa akunnya masing-masing atau banyaknya perang opini di kolom komentar dalam sebuah unggahan.