Shoallohu alaa muhammad
Maula ya sholim ala ilma abada ala habibika ghairi mulkillahi.Â
Saat meminta berpuasa ayahku selalu membisikan kata itu, selamat berpuasa sayang.
Aku rindu dengan beliau ketika membisikan hal tersebut. Entah dengan keadaan dapur kami yang kami makan dengan belum tahu apa kami sahur karna ketiadaan makanan, namun senyum ayahku menyembunyikan kepedihan hidupnya. Beliau sadar belum menjadi ayah yang baik buat keluarga, hanya berucap menenangkan hati si kecil, dengan berkata baik baik sayang.Â
Ya itulah sebuah keluarga yang jauh dari hingar bingar kehidupan medsos, ditempuh dengan penuh rasa harap kehadirat illahi rabbi. Ngeri bukan hanya sekedar halal dan haram, tetapi sangat takut klo ada rezeki yang dimakan oleh ayah dikonsumsi kami merupakan rezeki orang lain yang tak semestinya kami konsumsi.Â
Ayah ku juga ndak tegaan orangnya, beliau takut klo sampai menyakiti hati orang lain. Sangat pendiam dan ceria.Â
Entahlah, mungkin hujan dan nafas mengalir dalam berkah dalem kehidupannya yan juga merupakan ridho buat kami.Â
Sehat selalu ya yah, lebaran ini ndak muluk muluk, kami berlimpah kasih sayang dan ridho yang berasal darirelung sanubari yang terdalam hatimu sudah sangat bersyukur.Â
Gusti illahi rabbi, berkahi negeri ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H