Alat kontrasepsi KB atau Keluarga Berencana tentunya sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Program KB ini tentunya memiiki banyak manfaat, menurut Undang-undang RI no 52 tahun 2009 manfaat dari KB sendiri yaitu suatu upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Namun, walaupun alat kontrasepsi atau KB ini sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat, namun masih ada pasangan yang memilih untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Kebanyakan alasan dari mereka yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dikarenakan pelayanan atau alat belum tersedia atau masih terbatas di suatu daerah, khawatir akan efek dari alat kontrasepsi tersebut, kondisi kesehatan, dan kurangnya pengetahuan tentang pilihan dan penggunaan alat kontrasepsi, bahkan juga ada yang berpikir apabila ia menggunakan KB itu sama saja membunuh kehidupan.
Dalam hal ini, tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam memberikan informasi tentang KB. Tenaga kesehatan harus bisa meyakinkan masyarkat bahwa KB merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan. Tenaga kesehatan yang memegang peran tersebut adalah bidan.  Dalam memberikan pelayanan, bidan melakukannya  secara profesional dan sesuai standar. Selain ilmu kebidanan, kemampuan berkomunikasi yang dimiliki oleh bidan lah yang berperan besar dalam meyakinkan masyarakat.
Peran bidan sebagai konselor KB pasca persalinan memiliki tujuan supaya masyarakat, khususnya ibu setelah melahirkan tidak bingung lagi mengenai pemakaian KB setelah persalinan. Karena, masih banyak perempuan mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi apa yang harus ia gunakan setelah bersalin. Hal ini lah yang membuat banyak perempuan diluar sana memilih untuk tidak KB setelah persalinan.
Akibatnya, muncul peristiwa "kesundulan" atau hamil yang tidak direncanakan karena mengingat usia anak yang baru dilahirkan masih berumur sangat kecil.
Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan dan juga memberi keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga, dan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H